CAHAYABORNEO.COM, PENAJAM – Sosok ayah dalam sebuah kehidupan sangatlah penting. Ayah menjadi seorang pemimpin atau leader dalam sebuah keluarga yang rela banting tulang mencari rezeki hanya untuk menghidupi keluarga tercintanya.
Kasih sayang seorang ayah sangat dibutuhkan dan berpengaruh pada tumbuh kembang bagi anak-anaknya
Tetapi tidak semua anak bisa merasakan sentuhan kasih sayang dari seorang ayah kandung sejak kecil.
Saiman Abidin (33), sejak 23 tahun tidak merasakan kasih sayang dari ayah kandungnya karena terpisah sejak ia berusaha 8 tahun dan tinggal bersama orang lain yang bukan keluarganya.
Cerita kehidupan pria yang saat ini tinggal di Kabupaten Paser sungguh pilu dan penuh perjuangan untuk bertemu dengan ayah kandungnya.
Saiman yang lahir di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) dibawa merantau oleh ayahnya sejak kecil ke Pulau Kalimantan setelah ibu kandungnya meninggal dunia.
Ia dibawa oleh ayahnya merantau ke Pulau Kalimantan Timur tepatnya di Kabupaten Penajam Paser Utara untuk mengais rezeki.
Ayahnya pun saat itu bekerja serabutan dan berpindah-pindah tempat kerja. Karena Saiman ingin meneruskan sekolahnya, akhirnya Saiman memutuskan untuk sekolah di Kabupaten Penajam Paser Utara, sementara ayahnya bekerja. Lantas di mana Saiman tinggal?
Saiman memutuskan untuk tinggal dengan sepasang suami istri yang tinggal di Kelurahan Waru, Kabupaten Penajam Paser Utara.
Untuk bisa sekolah dan tinggal bersama orang tua asuhnya ia rela melakukan pekerjaan rumah agar dapat disekolahkan oleh orang tua asuhnya.
Sejak ia tinggal dengan orang tua asuhnya, Saiman sudah tidak menjalin berkomunikasi dengan ayahnya, ia terpisah dengan orang tuanya sejak kala itu.
Saiman pikir dengan ia tinggal dengan orang tua asuhnya, ayahnya akan sering mengunjunginya. Namun harapan itu sirna.
Saiman kemudian tidak pernah bertemu dengan ayah kandungnya sejak itu. Tapi tidak terhenti di situ, Saiman ternyata berusaha mencari ayah kandungnya sejak ia duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Namun, usahanya pun tidak menuai hasil. Saat Saiman tumbuh besar dan ia menemukan pujaan hatinya dan memutuskan menikahinya, Saiman berharap ayah kandungnya hadir dalam pernikahannya.
Semua usaha untuk mencari ayahnya ia lakukan hingga memutuskan untuk menggunakan “orang pintar”, namun usaha itu pun tidak menuai hasil.
“Saya sempat menggunakan orang pintar juga karena pada saat itu saya mau menikah saya ingin sekali bapak saya hadir di pernikahan saya,” kata Saiman.
Seiring berjalanya waktu, Saiman tidak pantang menyerah, ia terus mencari Ayah tercintanya, akhirnya dia meminta pertolongan kepada kerabatnya menggunakan jalur Sosial Media.
Foto Saiman di unggah di salah satu platform yaitu Facebook, dalam postingan tersebut Saiman sedang mencari seorang laki-laki yaitu ayahnya. Foto Saiman pun berlokasi di Masjid yang ada di Kabupaten Penajam Paser Utara, karena Saiman yakin ayahnya ada di wilayah tersebut.
Tidak menunggu lama, sekitar 30 menit postingan itu pun menjadi perhatian masyarakat. Salah seorang menghubungi kerabat Saiman memberitahu bahwa ayahnya ada di daerah tersebut.
“Gak lama, ada sekitar setengah jam posting di Facebook, ada yang ngabarin kalau bapak saya ada di Kecamatan Waru, kerja di Sawit,” ujar Saiman.
Saiman kemudian menghubungi dan meminta informasi tentang ayahnya kepada seseorang yang menginformasikan keberadaan ayahnya.
Keesokan harinya Saiman yang tinggal di Kabupaten Paser langsung tancap gas menuju ke Kabupaten Penajam Paser Utara untuk bertemu dengan Ayah tercinta.
Penantian panjang Saiman mencari ayah tercinta selama 23 tahun akhirnya dipertemukan melalui sosial media.
“Saya sangat bersyukur bisa bertemu dengan bapak saya,” ucapnya.
Tim Redaksi Cahayaborneo.com