Otorita IKN Gelar Konsultasi Publik Penyusunan Dokumen Regionally/Locally Determined Contributions (RLDC) Nusantara  

Poto: Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) menggelar forum konsultasi publik penyusunan dokumen kebijakan Regionally/Locally Determined Contributions (RLDC) Nusantara, di Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (27/09/2023). (DOK. Istimewa)

BALIKPAPAN – Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) menggelar forum konsultasi publik penyusunan dokumen kebijakan Regionally/Locally Determined Contributions (RLDC) Nusantara, di Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (27/09/2023). Dokumen disusun bersama dengan Asian Development Bank (ADB) dalam mengembangkan Peta Jalan RLDC untuk IKN mencapai target netralitas karbon pada tahun 2045.  

 Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Myrna A. Safitri mengatakan, bahwa aspek lingkungan merupakan hal yang sangat diperhatikan karena IKN akan menjadi kota hutan berkelanjutan (sustainable forest city). “Sebagai kota hutan yang berkelanjutan, terdapat beberapa KPI (key performance indicator) yang harus kami penuhi sampai dengan tahun 2045 dan salah satu dari KPI itu adalah menjadikan IKN sebagai kota yang netral karbon,” ujar Deputi Myrna.

 Ia menambahkan, untuk mewujudkan kota yang netral karbon bukan hal yang mudah. “Kenapa saya katakan tidak mudah karena situasi dimana IKN saat ini sedang dibangun itu bukan ekosistem yang utuh. Ekosistem itu telah mengalami kerusakan selama puluhan tahun jauh sebelum IKN ditetapkan,” ungkap Deputi Myrna.

 Menurut Deputi Myrna perlu ada upaya untuk memulihkan ekosistem hutan dan lahan yang terlanjur rusak atau terdegradasi di IKN.

 Senada dengan pernyataan tersebut, Direktur Pengembangan Pemanfaatan Kehutanan dan Sumber Daya Air Otorita IKN Pungky Widiaryanto mengungkapkan telah rusaknya kondisi hutan saat ini di IKN. “Kondisi saat ini bukan hutan tropis alam. Kondisi hutan IKN saat ini sedang tidak baik-baik saja, beberapa peruntukan lahan telah terdeforestasi dan terdegradasi,” ungkapnya.

Baca Juga :  Mayjen TNI Tri Budi Utomo Terus Tingkatkan Pengamanan Pembangunan IKN

 Berdasarkan data, dari sekitar 173.000 Hektare (Ha) yang dirancang sebagai kawasan lindung, saat ini 30.000 Ha telah menjadi hutan sekunder, 11.000 Ha merupakan kawasan mangrove, 55.000 Ha menjadi hutan industri atau monokultur, dan 77.000 Ha berupa pertanian, tambang, dan kebun sawit.

 “Sedangkan kalau dihitung laju deforestasi, plus minus mencapai 1.000 Ha per tahun. Sekali lagi kami tekankan hutan di wilayah IKN saat ini kondisinya tidak baik-baik saja, justru dengan IKN kita ingin mengembalikan hutan tropis,” tegas Direktur Pungky.

 Direktur Pungky mengatakan, terdapat tiga bidang utama untuk mengembalikan kawasan hutan menjadi hutan tropis. Pertama, perbaikan iklim, melalui upaya reboisasi, konservasi hutan, rehabilitasi keanekaragaman hayati, mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, serta peningkatan kelembagaan; Kedua, meningkatakan partisipasi masyarakat dalam mewujudkan IKN Kota Hutan melalui pengelolaan hutan yang adaptif, yang akan didorong melalui peningkatan kapasitas dan transfer pengetahuan dan pembangunan; Ketiga, melindungi dan melestarikan keanekaragaman hayati di IKN termasuk yang terancam punah dan bernilai konservasi tinggi dengan memastikan kualitas, konektivitas, dan keamanan habitat satwa liar.  

 Struktur RLDC Nusantara disusun mengikuti Nationally Determined Contribution (NDC) yang mencakup emisi dan aksi mitigasi di lima sektor (agrikultur dan FOLU, energi, pengelolaan persampahan, serta IPPU dan konstruksi) serta dampak iklim (loss and damage), ketahanan terhadap kejadian ekstrem, dan efektivitas opsi adaptasi iklim.

Baca Juga :  IDN Global Tingkatkan Kemampuan Berbahasa Inggris Bagi Siswa SD di IKN Nusantara

 Sebagai informasi, dokumen RLDC IKN merupakan dokumen hidup yang akan terus dikembangkan. Dokumen ini akan diluncurkan di COP 28 yang diselenggarakan di Abu Dhabi pada bulan November mendatang. (*)

 Sumber: Tim Komunikasi Otorita Ibu Kota Nusantara

Post ADS 1
Post ADS 1