PENAJAM – Sekitar pukul 14.00 wita, prosesi ritual adat larung jakit dimulai di Rumah Adat Kuta Rekan Tatau Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim).
Suara gamelan dan musik khas paser pun mewarnai jalannya prosesi ritual adat larung jakit, yaitu prosesi terakhir pada rangkaian Festival Adat Paser Nondoi 2023 yang sejak rabu 18 oktober 2023 lalu resmi dibuka.
Masyarakat paser membawa sebuah jakit dari Rumah Adat Kuta menuju Sungai Sesumpu, Kecamatan Penajam. Sungai Sesumpu menjadi lokasi terakhir prosesi ritual adat Larung Jakit.
Sekitar satu jam, Pulung membacakan doa-doa dibarengi dengan berbagai macam sesajen di hadapannya. Setelah itu seluruh sesajen di larung kan atau dihanyutkan di sungai.
Larung Jakit merupakan bentuk rasa terima kasih atau syukur kepada Sang Pencipta alam, supaya apa yang menjadi upaya dan usaha atau mencari nafkah menjadi sejahtera.
“Larung Jakit ini adalah bersih-bersih kampung, dan rasa syukur kita kepada Sang Pencipta,” ucap Ketua Lembaga Adat Paser Musa, Sabtu (21/10/20230.

Foto: Ritual adat paser Larung Jakit di Sungai Sesumpu, Kecamatan Penajam. (DOK. CahayaBorneo.com)
Pada momentum Larung jakit itu, banyak masyarakat PPU yang sangat antusias mengikuti prosesi tersebut. Prosesi ritual adat nondoi ini telah ada sejak ratusan tahun lalu dan beberapa tahun belakangan ini menjadi agenda tahunan bagi pemerintah daerah.
Festival Adat Paser Nondoi 2023 dibuka sejak Rabu 18 Oktober dan berakhir pada 21 Oktober 2023. Festival Nondoi juga digelar dengan berbagai rangkaian acara diantaranya parade budaya nusantara, festival kuliner nusantara, festival kuliner tradisional, festival seni dan budaya. Kemudian workshop/ lokakarya, ritual adat Paser belian, pawai budaya larung jakit, pameran UMKM, pemeran komunitas ayam hobby, lomba permainan tradisional serta lomba mewarnai tingkat Paud se-PPU.
Tim Redaksi Cahayaborneo.com