PENAJAM – Anggota DPRD Penajam Paser Utara (PPU), Andi Yusuf, menyoroti kurangnya tenaga dokter dan rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) di sektor kesehatan di Kabupaten PPU.
Menurutnya, masalah ini perlu mendapatkan perhatian serius, terutama terkait dengan insentif dan fasilitas yang ditawarkan kepada para dokter, agar tenaga medis, termasuk dokter spesialis, bisa tertarik bekerja di wilayah tersebut.
“Di sini fasilitas dan insentifnya masih kurang. Padahal, di daerah lain seperti Kabupaten Tabalong, dokter spesialis mendapatkan insentif hingga Rp50 juta per bulan, sementara dokter umum sekitar Rp30 juta. Jika PPU bisa menyediakan insentif dan fasilitas yang memadai, kita bisa menarik dokter berkualitas dan mengurangi rujukan ke Balikpapan,” jelas Andi Yusuf, Kamis (3/10/2024).
Menurutnya, pemerintah daerah seharusnya tidak hanya fokus pada penambahan dokter dari luar daerah, tetapi juga mengoptimalkan potensi lokal dengan memberikan beasiswa pendidikan kepada putra daerah yang berminat menjadi dokter.
“Kenapa tidak menguliahkan putra daerah? Setelah lulus, mereka bisa dikontrak dengan syarat mengabdi di PPU minimal selama 20 tahun. Tentunya, ini harus diimbangi dengan insentif yang layak,” tambahnya.
Andi Yusuf juga menyoroti dampak kurangnya tenaga dokter spesialis, khususnya dokter ortopedi, yang mengakibatkan banyak pasien harus dirujuk ke Balikpapan.
Hal ini, menurutnya, menyulitkan masyarakat dan dalam beberapa kasus berujung pada kematian karena keterlambatan penanganan medis.
“Kita perlu dokter spesialis di sini, agar pasien tidak perlu lagi dirujuk ke Balikpapan. Selain mempercepat penanganan, ini juga bisa menyelamatkan lebih banyak nyawa,” pungkasnya. (ADV/CB/DMS)
Tim Redaksi CahayaBorneo.com