Rayakan Hari Tani bersama Petani Ibu Kota, Otorita IKN Arahkan Kebijakan Pertanian Modern dan Pertanian Regeneratif

Foto: Panen bersama dan sarasehan dilakukan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) bersama Asosiasi Petani Ibu Kota. (DOK. Istimewa)

NUSANTARA – Panen bersama dilanjutkan sarasehan dilakukan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) bersama Asosiasi Petani Ibu Kota, salah satunya untuk membangun kebijakan pertanian modern bagi generasi muda.

Kegiatan ini dilaksanakan di areal persawahan Wisata Lumbung Padi Desa Bukit Raya, Samboja sebagai bentuk perayaan Hari Tani Nasional ke-64 yang diperingati setiap 24 September.

Sepuluh persen wilayah IKN merupakan area produksi pangan atau wilayah pertanian, seperti yang disebutkan oleh Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam, Myrna Safitri.

Tentunya ini menjadi target kebijakan untuk terus menggandeng generasi muda agar turut serta mewujudkan swadaya pangan di IKN.

“Seperti yang saat ini, di kecamatan Samboja dan Samboja Barat, kita juga melihat bahwa kegiatan pertanian masih berjalan, tentu ini penting bagi IKN untuk pertama, menyediakan sumber-sumber pangan yang sehat bagi warga IKN, dan kemudian yang kedua, kami juga mendorong agar kegiatan pertanian ini bisa memperhatikan upaya-upaya untuk pengendalian perubahan iklim,” jelas Myrna.

Ia mengungkapkan bahwa praktik pertanian konvensional menjadi salah satu sumber emisi gas rumah kaca di dunia, untuk perlu digalakkan kembali sistem pertanian regeneratif yang ramah lingkungan.

Sejalan apa yang disebutkan Deputi Myna, Wakil Walikota Samarinda, Rusmadi juga menyamapaikan pentingnya peran pemerintah dalam mengawal sektor pertanian.

“Di sinilah kehadiran dari pada pemerintah, dan pemerintah pasti tidak berhitung soal biaya kalau soal investasi, apalagi investasi di bidang pertanian ini. Soal pangan bagi bung karno, bagi kita semua adalah soal hidup mati bangsa,” tegasnya.

Baca Juga :  Otorita IKN Gandeng UMKM Sediakan Fasilitas Umum dan Sosial Persiapan HUT ke-79 RI

Otorita IKN menyoroti soal keterlibatan anak muda dalam sektor pertanian, terlebih karena kurangnya sentuhan teknologi. Namun, di saat yang bersamaan, mulai bermunculan startup di sektor pertanian, perikanan, dan peternakan, tentunya kesempatan ini dapat diaplikasikan pada lingkungan pertanian IKN.

Seperti yang disampaikan salah satu petani padi daerah Samboja bernama Hadi Sugianto, ia menyampaikan harapannya agar anak muda mau bertani.

“Mungkin caranya agar mau terjun ke pertanian kita permudah untuk segi pertanian ini, dengan metode-metode yang mana bertani ini enak dan mudah, salah satunya bisa melibatkan teknologi dan inovasi,” ungkapnya.

“Itu menunjukkan bagaimana sebenarnya sentuhan teknologi itu menjadi faktor penting untuk mendorong partisipasi yang lebih aktif lagi dari kelompok kelompok  muda ini,” tanggap Deputi Myrna.

“Karena itu kami juga mendorong agar kelompok-kelompok petani muda ini juga bisa terus berkiprah dengan menunjukkan inovasi-inovasi,” imbuhnya.

“Salah satu yang kami lakukan dalam kaitan itu misalnya di tahun ini kami bekerja sama dengan fakultas pertanian Universitas Brawijaya memberikan beasiswa kepada anak petani yang ada di IKN, dengan harapan nanti begitu mereka selesai pendidikannya, maka mereka juga bisa menjadi motor dari para petani muda yang ada di IKN,” pungkasnya soal keterlibatan anak muda di sektor pertanian IKN. (CB/Rilis/Humas Otorita Ibu Kota Nusantara)

Tim Redaksi CahayaBorneo.com

Post ADS 1
Post ADS 1