KALTIM  

SKK Migas dan PHE Perkuat Kolaborasi Untuk Peningkatan Produksi Migas

JAKARTA  – 28 September 2024. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan sub holding Pertamina Hulu Energi (PHE) terus memperkuat kolaborasi sebagai upaya untuk meningkatkan produksi minyak dan gas di tahun 2024. Hari Jum’at (27/9), SKK Migas melakukan pertemuan dengan PHE untuk dapat mendorong program- program Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang menjadi bagian SHU PHE guna mencapai target yang telah ditetapkan.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto memberikan arahan langsung pada pertemuan tersebut yang kemudian dilanjutkan dengan diskusi-diskusi untuk mencari solusi atas kendala-kendala yang ada, maupun inovasi dan cara-cara kerja out of the box yang dapat dilakukan sehingga dalam waktu 3 (tiga) bulan kedepan kinerja operasi KKKS yang berada di SHU PHE dapat meningkat dan mencapai target. Dia juga meminta untuk mulai mempersiapkan pelaksanaan program 2025, apa-apa yang bisa disiapkan agar dilakukan, agar di Januari 2025 nanti program sudah bisa berjalan.

“Kami menyampaikan apresiasi kepada manajemen PHE Group atas fasilitasi pertemuan ini. Untuk itu kami mengajak untuk saling terbuka dengan kejernihan pikiran dan keteguhan hati agar diskusi  dapat berjalan dengan semangat kolaborasi dan result oriented untuk dapat memberikan kontribusi paling optimal bagi produksi migas nasional. Saat ini yang menjadi konsentrasi adalah produksi, produksi, dan produksi. Gas sudah mulai incline, minyak kita masih struggle”, kata Dwi.

Baca Juga :  Pertamina Hulu Indonesia Dorong Kemampuan Produsen Lokal untuk Dukung Transisi Energi di IKN

Kemudian Dwi menyampaikan bahwa  Pertamina telah menguasai mayoritas blok migas di Indonesia sehingga tentunya peranan Pertamina di upstream sudah sangat dominan. Negara dan SKK Migas sangat tergantung akan agresivitas Pertamina. Dwi menambahkan bahwa pertemuan ini harus ditindaklanjuti dalam kegiatan focus group discussion (FGD) untuk untuk mendiskusikan mekanisme kemitraan pertamina dengan pihak lain itu apa.

“Mungkin perubahan-perubahan regulasi perlu kita lakukan supaya harapan pemerintah bisa terpenuhi, karena capaian lifting migas akan sangat ditentukan oleh kinerja KKKS yang ada dibawah Pertamina”, terang Dwi.

Terkait komersialisasi, Dwi minta agar ada organisasi yang menangani hal tersebut sehingga dapat memperkuat aspek legal. “Kuncinya, tidak boleh ada produksi yang terganggu karena masalah administrasi komersialisasi”, pintanya.

Lebih lanjut Dwi menyampaikan kepada Pertamina mengenai pentingnya manajemen aset, karena ini adalah aset milik negara sehingga harus ditangani dengan baik. Di KKKS harus ada organisasi khusus yang ditugaskan soal ini termasuk KKKS dalam lingkup SHU PHE. Aset harus tercatat dengan baik dan memiliki pengamanan.

“Keberhasilan target pemboran sumur pengembangan yang saat ini ditargetkan bisa direalisasikan sekitar 932 sumur pengembangan di 2024. Terkait pemboran pengembangan kontribusi KKKS dalam lingkup Pertamina sangat besar. Ini juga harus menjadi perhatian bagaimana bisa mengejar hingga akhir tahun agar target bisa dicapai. Terkait kebutuhan fiskal term, kami siap untuk memperjuangkannya”, ujar Dwi.

Baca Juga :  PT Pertamina Hulu Sanga Sanga Selenggarakan Sunatan Masal Gratis di Muara Jawa, Kutai Kartanegara

Sermentara itu Direktur Utama PHE Chalid Salim menyampaikan perkembangan dan capaian KKKS dalam SHU PGE. Untuk aspek drilling dia meyampaikan bahwa saat ini terus melakukan upaya agar bisa mengejar dari aspek kuantitas maupun kualitas. Dia juga menyampaikan perkembangan terkait isu komersialisasi dan permohonan persetujuan terkait PJBG kepada SKK Migas.

Chalid menyampaikan bagaimana Pertamina telah memberikan perhatian terhadap manajemen aset termasuk pengamanannya. Dia menginformasikan pula potensi LPG yang ada di  PHE ONWJ, Senoro dan Jambi Merang beserta progress yang ada, antara lain di Jambi Merang sudah dilakukan kajian. Adapun untuk Senoro saat ini sedang dalam beauty contest.

Pada kesempatan tersebut, Chalid juga menjabarkanperkembangan terkait pengelolaan CO2 yang saat ini sudah menjalin kemitraan dengan perusahaan Jepang Japex, yaitu untuk di Jambi Merang dan Sukowati. Adapun untuk EOR, dia menyampaikan sedang menjajaki kemitraan dengan Sinopec dan sudah ada short list 5 lapangan kandidat, 4 di Pertamina EP dan 1 di ONWJ.

Chalid pada pertemuan tersebut menyampaikan terima kasih atas kerja sama dengan SKK Migas yang sangat baik, terutama dalam perbaikan fiskal dan insentif. “Sekali lagi mohon dukungannya, karena sangat berpengaruh terhadap proyek-proyek ke depannya”, pungkas Chalid.

Post ADS 1
Post ADS 1