PENAJAM – Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) mencatat bahwa tingkat penyerapan pupuk subsidi oleh petani masih tergolong rendah.
Menurut Kepala Distan PPU, Andi Trasodihatro, jumlah pupuk bersubsidi yang disalurkan belum memenuhi harapan pemerintah.
Ia menjelaskan bahwa dari total 6.748 ton pupuk subsidi yang disediakan pemerintah, baru 3.766 ton yang dimanfaatkan oleh petani di empat kecamatan.
Data ini diperoleh dari rekapitulasi penyerapan pupuk subsidi sejak Januari hingga September 2024. Pemerintah menyediakan dua jenis pupuk untuk para petani, yaitu NPK dan Urea.
Pupuk NPK yang tersedia sejumlah 3,373 ton dan terserap sekitar 2,058 ton, jika dipersentasekan sekitar 61 persen ,dan pupuk Urea, tersedia sebanyak 3,375 ton, tetapi yang terserap hanya 1,707 ton atau 51 persen saja.
“Angka ini menunjukkan kurangnya minat para petani untuk menggunakan pupuk bersubsidi, padahal kan pupuk ini bantuan dari pemerintah pusat untuk mendukung kesuburan tanah dan meningkatkan hasil produksi pangan di wilayah kita,” kata Andi.
Dia menyebutkan bahwa ada sejumlah faktor yang membuat petani enggan mengambil pupuk subsidi, antara lain ketidaktahuan akan ketersediaan pupuk yang sebenarnya sudah tercatat dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) dan kendala dalam melakukan penebusan karena keterbatasan.
“Alasan yang saya tangkap di masyarakat, yakni kurangnya petani untuk melakukan penebusan pupuk. Karena kios tidak mau menyetop banyak-banyak. Ini kan badan usaha, kalau di stok sesuai dengan RDKK, ternyata petaninya tidak ngambil, ini juga menjadi kerugian, salah satunya kita sampaikan pupuk ada kenapa tidak ditebus, kemungkinan tidak ada uang,” pungkasnya. (ADV/CB/RAH)
Tim Redaksi CahayaBorneo.com.