Komite Ekraf PPU dan Disdikpora PPU Gelar Permainan Olahraga Tradisional

Foto: kegiatan perlombaan Pernainan Olahraga Tradisional yang mengakat tema “Back to 80’s”. (DOK. CahayaBorneo)

PENAJAM– Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) Andi Singkerru menyampaikan pentingnya melestarikan olahraga tradisional tahun 80-an yang memiliki nilai budaya, sejarah, dan pendidikan yang tinggi.

Hal itu diucapkan saat membuka kegiatan perlombaan Pernainan Olahraga Tradisional yang mengakat tema “Back to 80’s” yang digagas bersama dengan Komite Ekonomi Kreatif (Ekraf) PPU yang akan digelar selama tiga hari, mulai 13 hingga 15 Desember 2024 di Lapangan Stadion Sentik Penajam.

Andi menekankan bahwa permainan ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga sarana pembelajaran yang kaya manfaat.

“Sebagaimana kita ketahui bersama, olahraga tradisional tahun 80-an memiliki tempat yang sangat istimewa dalam sejarah kita. Permainan seperti Sepak Takraw, Lompat Tali, Gobak Sodor, Cinaboy, dan lainnya tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga memiliki nilai pendidikan yang sangat penting,” kata Andi, Jumat (13/12/2024).

Dirinya juga menyoroti bahwa olahraga tradisional mampu meningkatkan kebugaran fisik sekaligus mengajarkan kerja sama, ketangkasan, disiplin, dan rasa solidaritas.

Permainan seperti Gobak Sodor, lompat karet, Cinaboy, dan Bentengan mengasah kemampuan berpikir strategis serta kreativitas anak-anak dalam menghadapi tantangan.

Selain manfaat kesehatan dan pendidikan, olahraga tradisional juga menyimpan nilai-nilai sosial yang sangat relevan di tengah perkembangan teknologi modern saat ini.

“Permainan ini mengajarkan kita pentingnya interaksi langsung, menjaga kebersamaan, merayakan kemenangan bersama, serta belajar menerima kekalahan dengan lapang dada,” kata dia.

Dalam acara ini, berbagai upaya melestarikan olahraga tradisional ditekankan sebagai prioritas, agar generasi muda tidak kehilangan warisan budaya yang berharga ini.

“Dengan mengenalkan kembali permainan tradisional tahun 80-an, kita dapat menanamkan nilai-nilai positif yang berdampak pada perkembangan fisik dan mental mereka,” jelasnya.

Andi berharap agenda ini menjadi momentum untuk mempererat persaudaraan, meningkatkan kebugaran tubuh, dan menjaga tradisi olahraga yang penuh nilai positif serta menjadi agenda tahunan yang rutin digelar.

“Hari ini, kita tidak hanya mengenang masa lalu, tetapi juga berusaha melestarikan permainan ini agar generasi mendatang dapat merasakan manfaatnya,” tutupnya. (CB/DMS)

Tim Redaksi CahayaBorneo.com

Post ADS 1
Post ADS 1