Petani Sawit Babulu Darat Keluhkan Musim Hujan Tak Menentu

Perkebunan kelapa sawit.(Sumber foto: Pinterest)

PENAJAM –  Petani sawit di wilayah Babulu Darat, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), tengah menghadapi sejumlah kendala akibat cuaca ekstrem, khususnya musim hujan yang tidak menentu. Kondisi ini memberikan dampak signifikan terhadap produktivitas dan kualitas hasil panen mereka.

Salah satu masalah utama yang dihadapi para petani adalah sulitnya mengakses kebun saat musim hujan. Jalan menuju kebun menjadi licin dan berlumpur, sehingga menyulitkan aktivitas pertanian. Kondisi jalan yang buruk ini tidak hanya menghambat mobilitas petani, tetapi juga berpotensi merusak alat-alat pertanian.

Selain itu, intensitas hujan yang tinggi juga berdampak pada kualitas buah kelapa sawit. Banyak petani mengeluhkan bahwa buah sawit mereka menjadi tidak bagus dan mudah rontok. Kondisi ini tentu saja berimbas pada penurunan hasil panen dan pendapatan petani.

Rahmadani, seorang petani sawit di wilayah tersebut, mengungkapkan bahwa musim hujan merupakan tantangan besar bagi para petani.

“Hujan yang terus-menerus membuat kami kesulitan mengelola kebun. Jalan rusak, buah sawit rontok, dan risiko penyakit tanaman semakin meningkat,” ujarnya. Senin (13/01/2025).

Kendati demikian, Rahmadani juga mengakui bahwa dengan perencanaan yang matang dan strategi yang tepat, musim hujan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas pertanian.

“Misalnya, dengan membuat saluran drainase yang baik, kita bisa mencegah terjadinya genangan air dan erosi tanah,” imbuhnya. (CB/AJI)

Tim Redaksi CahayaBorneo.com

Post ADS 1
Post ADS 1