PENAJAM — Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) pada akhir pekan lalu telah mengakibatkan banjir yang merendam ratusan rumah warga dan merusak sejumlah infrastruktur.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) PPU, banjir mulai menggenangi pemukiman warga pada Minggu, 19 Januari 2025 sekitar pukul 18.30 WITA. Ketinggian air di beberapa titik mencapai 100 sentimeter.
Kepala BPBD PPU, Kuncoro, menjelaskan bahwa banjir disebabkan oleh intensitas hujan yang sangat tinggi.
“Hujan deras yang terjadi sejak sore hingga dini hari menyebabkan sungai dan drainase meluap, sehingga air menggenangi rumah-rumah warga yang berada di kawasan rendah,” ujarnya. Senin (20/01/2025)
BMKG sebelumnya telah mengeluarkan peringatan dini terkait potensi hujan lebat di wilayah Penajam. Namun, intensitas hujan yang terjadi melebihi perkiraan.
“Banjir kali ini melanda tiga wilayah, yakni Desa Bukit Subur, Kelurahan Riko, dan Kelurahan Sepan. Desa Bukit Subur menjadi wilayah yang paling parah terdampak, dengan hampir seluruh rumah di beberapa RT tergenang air,” tambahnya.
Berdasarkan data sementara, sebanyak 120 rumah dengan total 381 jiwa terdampak langsung akibat banjir. Selain kerugian materiil, banjir juga berdampak pada aktivitas masyarakat sehari-hari.
Sejak awal kejadian, pemerintah daerah bersama instansi terkait telah bergerak cepat melakukan penanganan darurat. Tim gabungan dari BPBD, Dinas PUPR, Polres PPU, TNI, dan Polri telah diterjunkan ke lokasi untuk melakukan evakuasi, pendataan, dan pemulihan infrastruktur.
“Kami telah mengerahkan seluruh sumber daya yang ada untuk membantu warga yang terdampak banjir. Prioritas utama kami adalah memastikan keselamatan warga dan memberikan bantuan yang dibutuhkan,” tegasnya.
Pemerintah daerah telah menyalurkan bantuan logistik berupa makanan siap saji, minuman, selimut, dan obat-obatan kepada warga terdampak. Selain itu, posko pengungsian juga telah didirikan untuk memberikan tempat tinggal sementara bagi warga yang rumahnya tidak dapat ditempati.
Selain merendam rumah warga, banjir juga menyebabkan kerusakan pada sejumlah infrastruktur, seperti jembatan. Putusnya satu jembatan utama di KM 09 menuju Desa Bukit Subur dan Kelurahan Riko menyulitkan akses bagi warga.
Masyarakat diimbau tetap waspada terhadap potensi banjir susulan, mengingat musim hujan masih berlangsung. Warga juga dihimbau untuk selalu mengikuti informasi terkini dari pemerintah dan tidak menyebarkan berita bohong atau hoaks. (CB/AJI)
Tim Redaksi CahayaBorneo.com