PENAJAM — Warga di sekitar Pasar Waru, RT 07, Kelurahan Waru, Kecamatan Waru, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dibuat resah dengan masalah penumpukan sampah yang tak kunjung selesai.
Kondisi ini sudah berlangsung lama dan belum ada tanda-tanda perbaikan. Tumpukan sampah yang menggunung menimbulkan bau tidak sedap yang menyengat, mengganggu aktivitas jual beli di pasar, dan mencemari lingkungan sekitar.
Salah satu warga yang terdampak adalah Nur Cahya (50). Ia mengungkapkan bahwa tumpukan sampah ini sangat mengganggu pernapasan, terutama bagi para pedagang yang setiap hari beraktivitas di pasar. Nur Cahya dan warga lainnya berharap agar pihak terkait segera mengambil tindakan untuk mengatasi masalah sampah ini.
“Kami sudah sangat lelah dengan kondisi ini. Tumpukan sampah semakin hari semakin banyak, baunya juga semakin menyengat. Kami mohon kepada pemerintah daerah atau pihak terkait untuk segera bertindak,” keluhnya kepada Cahaya Borneo, pada Rabu (5/2/2025).
Menurutnya, penumpukan sampah ini terjadi karena kurangnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah pada tempatnya. Selain itu, frekuensi pengambilan sampah juga dinilai masih kurang. Ia berharap agar pengambilan sampah bisa dilakukan lebih sering, setidaknya tiga kali sehari, agar tidak terjadi penumpukan.
“Kami tahu bahwa masalah sampah ini juga merupakan tanggung jawab kita bersama. Tapi, kami juga berharap agar pemerintah daerah (Pemda) bisa lebih proaktif dalam menangani masalah ini. Salah satunya dengan meningkatkan frekuensi pengambilan sampah,” katanya.
Warga juga meminta agar Pemda memberikan sanksi tegas kepada masyarakat yang membuang sampah sembarangan. Hal ini diharapkan dapat memberikan efek jera dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
“Kami juga berharap agar Pemda bisa memberikan edukasi kepada masyarakat tentang cara membuang sampah yang baik dan benar. Selain itu, kami juga meminta agar tempat sampah yang disediakan lebih banyak lagi,” tutur Nur Cahya.
Masalah penumpukan sampah di Pasar Waru ini bukan hanya menjadi keluhan warga, tapi juga mencoreng citra pasar sebagai pusat perekonomian masyarakat. Jika masalah ini tidak segera diatasi, dikhawatirkan akan berdampak pada penurunan omzet pedagang dan minat beli masyarakat. (CB/AJI)
Tim Redaksi CahayaBorneo.com