PENAJAM – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menyoroti harga gabah padi yang ditetapkan sebesar Rp6.500 per kilogram, sesuai dengan kualitas gabah. Hal ini menjadi perhatian anggota DPRD PPU, Syarifudin.
Ia menyampaikan bahwa bulan ini Desa Sidorejo akan memasuki masa panen padi, oleh karena itu pemerintah berharap kepada para petani sebagaimana komitmen presiden untuk membeli gabah padi ini dengan nominal uang sebesar Rp6.500
“Alhamdulillah, pemerintah dalam hal berkomitmen dengan membeli gabah petani, akan tetapi tidak sama rata, karena melihat dari kualitas gabah bagus atau tidak,” ujarnya, Kamis (20/3/2025).
Sesuai dengan arahan presiden, bahwa tetap dijaga komitmennya, akan tetapi tetapi sesuai kualitas gabahnya. Lebih lanjut, penyebab padi atau gabah kita kurang bagus dikarenakan masih mengandalkan tadah hujan.
“Karena daerah kita ini bukan seperti daerah di pulau Jawa atau sulawesi yang memiliki daerah pegunungan yang banyak, jadi tidak mengandalkan tadah hujan,” katanya.
Untuk itu, pemerintah mencari solusi dengan cara menyediakan stok air dalam musim kemarau atau musim musim lainnya. Ada rencana dari sungai Muara Telake, akan tetapi kata dia, sampai saat ini belum ada perencanaan.
Lebih lanjut, Syarifudin mengetahui bahwa pada saat pemerintahan yang masih dipimpin oleh Mulyono proses lelang terkait dengan penyaluran air dari sungai Muara Telake sudah terlaksanakan.
“Padahal ini bisa menjadi solusi, daripada halnya pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang bisa mencapai ratusan triliun, coba saja disini dikasih juga anggarannya untuk pembangunan segala infrastruktur dan lainnya untuk PPU,” harapnya. (ADV/CB/AJI)
Tim Redaksi CahayaBorneo.com