PENAJAM – Anggota Komisi I DPRD Penajam Paser Utara (PPU), Muhammad Bijak Ilhamdani menilai peningkatan literasi di daerah belum bisa dilakukan secara maksimal jika hanya mengandalkan pendekatan konvensional.
Ia mendorong Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) untuk menerapkan metode jemput bola guna menjangkau lebih banyak lapisan masyarakat.
Menurut Bijak, meski berbagai upaya telah dilakukan Dispusip seperti pembenahan fasilitas dan penambahan koleksi buku, langkah tersebut belum sepenuhnya mampu meningkatkan minat baca masyarakat.
“Perpustakaan memang sudah dibenahi, tapi literasi tak cukup hanya dengan menunggu pengunjung datang. Perlu metode aktif seperti mendatangi sekolah atau menggelar event sosial di ruang publik,” kata Bijak, Selasa (25/3/2025).
Ia menekankan pentingnya pendekatan kreatif yang menyasar komunitas lokal, pelajar, dan pelaku usaha agar literasi dapat tumbuh di berbagai sektor.
“Diskusi buku, bedah buku, atau program perpustakaan keliling ke sekolah-sekolah bisa menjadi bagian dari inovasi jemput bola yang efektif,” jelasnya.
Bijak juga mendorong sinergi antara Dispusip dan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) dalam merancang program literasi yang lebih menyentuh kalangan muda.
Ia mencontohkan konsep literasi yang dikemas secara menarik seperti diskusi buku di ruang-ruang informal, termasuk di kafe, bisa menginspirasi generasi muda sekaligus mendukung sektor UMKM.
“Kalau dibuat seperti itu, literasi bisa berjalan beriringan dengan pengembangan ekonomi lokal. Ini bukan sekadar soal baca buku, tapi juga membangun kebiasaan berpikir kritis,” tambahnya.
Bijak menilai, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci agar gerakan literasi bisa tumbuh berkelanjutan. Tidak hanya menjadi tugas perpustakaan, namun juga perlu melibatkan sekolah, komunitas pemuda, hingga pelaku usaha.
“Literasi tidak bisa bergerak sendiri. Harus ada keterlibatan semua pihak agar gerakan ini benar-benar terasa dampaknya,” pungkasnya.(ADV/DPRD/CB/DMS)
Tim Redaksi CahayaBorneo.com