PENAJAM – Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menghadapi tantangan serius dalam upaya mencapai target Indeks Pertanaman (IP) 2,5 yang telah ditetapkan secara nasional. Target ambisius ini, yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian, terancam tidak tercapai akibat berbagai kendala yang dihadapi petani di lapangan.
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Distan PPU, Gunawan, mengungkapkan bahwa keterlambatan masa tanam menjadi faktor utama yang menghambat pencapaian target tersebut.
“Secara nasional, kita diminta untuk menaikkan IP dari 1,7 menjadi 2,5. Namun, dengan kondisi tanam saat ini, kemungkinan besar target tersebut sulit untuk dicapai,” ujar Gunawan, Minggu (30/3/2025).
Gunawan mengatakan perubahan pola tanam dari dua menjadi tiga musim tanam per tahun, yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, justru menjadi tantangan tersendiri. Petani di PPU menghadapi kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan ini, yang memerlukan pengelolaan lahan dan waktu yang lebih intensif.
Selain itu, kata dia kebiasaan petani yang menunda pengolahan lahan setelah panen, terutama selama bulan Ramadan, turut memperparah keterlambatan masa tanam.
“Saat ini, target tanam di bulan Maret sekitar 2.500 hektare, namun baru tercapai dua hektare. Saya optimis di bulan April bisa dikejar, tetapi dampaknya adalah musim tanam ketiga tidak dapat terlaksana,” jelasnya.
Keterlambatan ini tidak hanya mengancam pencapaian target IP, tetapi juga berpotensi mengurangi produksi pangan secara keseluruhan.
Selain keterlambatan masa tanam, kurangnya fasilitas pengering gabah di beberapa desa juga menjadi kendala bagi petani dalam mengelola hasil panen. Fasilitas pengering gabah yang memadai sangat penting untuk menjaga kualitas hasil panen dan mencegah kerugian akibat kerusakan.
“Memang ada beberapa desa yang belum memiliki fasilitas pengering gabah, sehingga jika tidak tergabung dalam Perpadi, kami akan bantu memfasilitasi alat pengering,” pungkasnya.
Ia mengungkapkan bahwa Distan PPU mengetahui bahwa pencapaian target IP 2,5 memerlukan upaya bersama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, mereka akan terus berkoordinasi dengan petani, kelompok tani, dan pihak terkait lainnya untuk mencari solusi terbaik dalam mengatasi kendala yang ada. Selain itu, mereka juga akan berupaya untuk meningkatkan ketersediaan fasilitas pengering gabah dan memberikan pendampingan kepada petani dalam mengelola lahan mereka.
DIkatakan Gunawan pencapaian target IP 2,5 sangat penting karena dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan menjaga ketahanan pangan di PPU.
“Semua pihak terkait diharapkan dapat bekerja sama untuk mengatasi kendala yang ada dan mencapai target itu,” pungkasnya.. (ADV/CB/AJI)
Tim Reaksi CahayaBorneo.com