PENAJAM – Suasana khidmat dan penuh kebersamaan menyelimuti Masjid Jami Nurul Islam di Desa Labangka, kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) pada Senin (31/3/2035), dalam perayaan Shalat Idulfitri 1446 Hijriah.
Ratusan jamaah dari berbagai penjuru desa memadati masjid untuk melaksanakan ibadah yang menandai berakhirnya bulan suci Ramadan.
Kepala Desa (Kades) Labangka, Nasaruddin, turut hadir dan membacakan sambutan dari Bupati PPU, menyampaikan pesan-pesan penting bagi masyarakat.
Pelaksanaan shalat Idulfitri dimulai tepat pukul 07.30 WITA, dipimpin oleh Ustadz Abdul Razak yang didatangkan khusus dari Samboja, Kutai Kartanegara. Ustadz Abdul Razak juga bertindak sebagai khatib, menyampaikan khutbah yang menyentuh hati para jamaah.
Sementara itu, tugas bilal dilakukan oleh Subli, menambah kekhidmatan suasana ibadah. Kehadiran imam dan khatib dari luar desa menunjukkan upaya panitia untuk memberikan pengalaman spiritual yang mendalam bagi masyarakat Labangka.
Dalam sambutannya, Kades Nasaruddin menyampaikan harapan besar agar momentum Idulfitri ini dapat menjadi ajang refleksi bagi seluruh umat Muslim di Labangka.
Ia mengajak masyarakat untuk merenungkan makna dari ibadah Ramadan yang telah dijalani selama sebulan penuh, dan mengambil hikmah dari setiap pelajaran yang didapatkan.
“Dengan berakhirnya bulan suci Ramadan, semoga kita semua dapat menjadi pribadi yang lebih baik, lebih bertakwa, serta berakhlak karimah,” ujarnya.
Lebih lanjut, Nasaruddin menekankan pentingnya menjaga semangat kebersamaan dan persaudaraan yang telah terjalin selama bulan Ramadan. Ia mengajak masyarakat untuk terus mempererat tali silaturahmi, saling memaafkan, dan memperkuat ukhuwah Islamiyah.
“Idulfitri adalah momen untuk saling memaafkan dan memulai lembaran baru dengan hati yang bersih,” tambahnya.
Rangkaian ibadah di Masjid Jami Nurul Islam berlangsung dengan lancar dan khidmat, diikuti oleh ratusan jamaah dari berbagai penjuru desa. Usai shalat, masyarakat saling bersalaman dan bermaaf-maafan, menciptakan suasana penuh kehangatan dan kebersamaan. Momen ini menjadi bukti nyata dari semangat Idulfitri yang penuh keberkahan dan persaudaraan.
Perayaan Idulfitri di Labangka tidak hanya menjadi ajang ibadah, tetapi juga menjadi momentum untuk memperkuat nilai-nilai keagamaan dan sosial di masyarakat.
“Saya berharap agar Idulfitri menjadi momentum peningkatan ketakwaan dan diharapkan dapat terwujud, membawa dampak positif bagi kehidupan masyarakat Labangka di masa yang akan datang,” pungkasnya. (CB/AJI)
Tim Redaksi CahayaBorneo.com