PENAJAM— Pemerintah Desa (Pemdes) Sebakung Jaya, Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), mengungkapkan kekhawatiran terkait potensi dampak efisiensi anggaran tahun 2025 terhadap keberlanjutan pembangunan infrastruktur di wilayah mereka.
Kepala Desa Sebakung Jaya, Sajidin, menyampaikan bahwa pihaknya khawatir desa mereka akan terdampak kebijakan efisiensi anggaran, terutama mengingat kondisi jalan poros dan jembatan penghubung yang memerlukan perbaikan mendesak.
“Kami khawatir jika efisiensi anggaran akan menghambat perbaikan infrastruktur yang sangat dibutuhkan masyarakat, terutama jalan poros dan jembatan penghubung,” ungkap Sajidin pada Jumat (4/4/).
Menurut Sajidin, jalan poros penghubung Desa Sebakung Jaya hingga saat ini belum mendapatkan perbaikan yang memadai. Kondisi ini menyulitkan aktivitas sehari-hari warga dan menghambat mobilitas ekonomi. Selain itu, jembatan penghubung antara Desa Sri Raharja dan Sebakung Jaya juga dalam kondisi memprihatinkan.
“Jembatan tersebut merupakan salah satu akses vital bagi masyarakat. Kami telah mengusulkan perbaikan kepada dinas terkait, namun belum ada kepastian kapan akan direalisasikan,” jelasnya.
Sajidin berharap agar perbaikan jalan dan jembatan tersebut dapat segera terealisasi pada tahun ini. Kondisi infrastruktur yang baik akan memberikan kenyamanan dan keamanan bagi masyarakat dalam beraktivitas. Selain itu, perbaikan infrastruktur juga akan mendukung pertumbuhan ekonomi desa.
“Kami berharap pemerintah daerah dapat memberikan perhatian khusus terhadap kondisi infrastruktur di Desa Sebakung Jaya. Perbaikan jalan dan jembatan akan memberikan dampak positif bagi kehidupan masyarakat,” pungkasnya.
Pihak Pemdes Sebakung Jaya akan terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk memastikan bahwa usulan perbaikan infrastruktur dapat direalisasikan. Mereka berharap agar anggaran 2025 dapat dialokasikan secara proporsional untuk memenuhi kebutuhan pembangunan di desa mereka. (CB/AJI)
Tim Redaksi CahayaBorneo.com