PENAJAM— Sebuah gebrakan strategis dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Penajam Paser Utara (PPU) dalam upaya mendongkrak sektor pertanian di wilayahnya. Guna merealisasikan target ambisius peningkatan Indeks Pertanaman (IP) dari 1,7 menjadi 2,5 yang dicanangkan pemerintah pusat.
Pemkab PPU menggandeng Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk terlibat aktif dalam pembangunan infrastruktur irigasi secara masif. Langkah kolaboratif ini diharapkan mampu mendekatkan sumber air secara efektif ke ribuan hektare lahan pertanian yang tersebar di PPU.
Inisiatif pembangunan infrastruktur irigasi ini mendapatkan dukungan penuh melalui kucuran dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Alokasi anggaran yang signifikan ini akan dimanfaatkan secara optimal untuk membenahi dan membangun jaringan irigasi yang menjangkau total area pertanian seluas 5.986 hektare.
Setiap satu hektare lahan pertanian yang tergarap dalam program ini akan menerima bantuan dana sebesar Rp4,5 juta, yang akan digunakan untuk berbagai keperluan konstruksi dan penunjang irigasi.
Langkah proaktif Pemkab PPU ini dilatarbelakangi oleh keinginan kuat untuk meningkatkan produktivitas lahan pertanian secara berkelanjutan. Selama ini, para petani di PPU masih sangat bergantung pada Bendungan Gerak Telake sebagai sumber air utama. Namun, realisasi proyek bendungan tersebut hingga kini belum menemui titik terang.
Oleh karena itu, pembangunan jaringan irigasi yang lebih terdistribusi dan menjangkau berbagai wilayah dianggap sebagai solusi yang lebih cepat dan efektif untuk mengatasi permasalahan ketersediaan air bagi pertanian.
Dalam implementasinya, pekerjaan konstruksi irigasi ini akan diemban langsung oleh personel TNI. Keterlibatan Korps Baret Merah ini meliputi berbagai kegiatan fisik yang krusial bagi kelancaran distribusi air ke lahan-lahan pertanian.
Beberapa pekerjaan yang akan dilaksanakan antara lain pembangunan tanggul-tanggul penahan air, rehabilitasi jembatan-jembatan yang menjadi bagian dari saluran irigasi, penggalian sedimen yang menghambat aliran air, pembersihan parit-parit irigasi dari berbagai sumbatan, serta pekerjaan fisik lainnya yang mendukung terciptanya sistem irigasi yang handal.
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian (Distan) PPU, Gunawan, menegaskan bahwa pelibatan TNI dalam proyek strategis ini merupakan wujud nyata dari sinergi yang kuat antar instansi pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan di tingkat daerah dan nasional. Kehadiran TNI diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan terhadap efisiensi dan ketepatan sasaran pelaksanaan proyek di lapangan.
“Dengan melibatkan TNI, kami memiliki keyakinan yang tinggi bahwa pelaksanaan pembangunan irigasi di lapangan akan berjalan lebih cepat, lebih efisien, dan tepat sasaran. Pengalaman TNI dalam berbagai proyek pembangunan di daerah lain menjadi modal berharga bagi kesuksesan program ini,” ungkapnya pada Selasa (08/4).
Ia menambahkan bahwa peningkatan IP yang ditargetkan akan memberikan dampak langsung pada peningkatan frekuensi tanam dalam setahun, yang pada akhirnya akan berujung pada peningkatan hasil produksi pangan para petani di PPU. Dalam perspektif jangka panjang, upaya ini diharapkan mampu memperkokoh fondasi ketahanan pangan di tingkat daerah dan berkontribusi signifikan pada ketahanan pangan nasional.
Lebih lanjut, Gunawan menjelaskan bahwa upaya peningkatan produktivitas pertanian di PPU tidak hanya terbatas pada pembangunan infrastruktur fisik semata. Pihaknya juga telah menyiapkan program pendampingan teknis yang komprehensif bagi para petani.
Program ini bertujuan untuk membekali petani dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan sistem irigasi yang baru dibangun. Edukasi dan pelatihan mengenai pengelolaan air yang efisien, teknik bercocok tanam yang modern, serta pemeliharaan infrastruktur irigasi akan menjadi bagian integral dari program pendukung ini.
“Fokus kita tidak hanya pada pembangunan konstruksi irigasi, tetapi juga pada pemberdayaan petani agar mereka mampu mengelola sumber daya air dengan baik. Tujuan akhir dari seluruh upaya ini adalah untuk menciptakan lahan pertanian yang lebih produktif dan meningkatkan kesejahteraan para petani di PPU,” pungkasnya. (ADV/CB/AJI)
Tim Redaksi CahayaBorneo.com