PENAJAM— Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) tengah menghadapi tantangan besar yang berpotensi mengancam produktivitas sektor pertanian di wilayahnya. Tingkat keasaman tanah yang mengkhawatirkan, terutama di sentra produksi pertanian Kecamatan Babulu, telah mendorong instansi terkait untuk segera mengambil langkah-langkah strategis dan komprehensif. Kondisi tanah yang sangat asam ini dikhawatirkan akan berdampak signifikan pada hasil panen dan ketahanan pangan daerah.
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Distan PPU, Gunawan, mengungkapkan keprihatinannya atas kondisi pH tanah di sebagian besar lahan pertanian PPU. Berdasarkan data yang dihimpun, rata-rata pH tanah di wilayah tersebut berkisar antara 3 hingga 4, sebuah indikator bahwa tanah berada dalam kondisi sangat asam.
“Tingkat keasaman ekstrem ini secara langsung menghambat kemampuan tanaman untuk menyerap nutrisi penting dari dalam tanah, yang pada akhirnya akan berujung pada pertumbuhan yang terhambat dan penurunan drastis hasil panen,” ujarnya pada Rabu (09/4).
Lebih lanjut, Gunawan menyoroti bahwa kondisi terparah ditemukan di Desa Sebakung Jaya, Kecamatan Babulu. Karakteristik wilayah tersebut yang merupakan daerah rawa menjadi faktor utama penyebab rendahnya pH tanah. Kondisi ini memerlukan perhatian khusus dan penanganan yang lebih intensif mengingat Babulu merupakan salah satu penyumbang utama produksi pertanian di Kabupaten Penajam Paser Utara. Jika permasalahan ini tidak segera diatasi, potensi kerugian bagi petani dan ancaman terhadap ketersediaan pangan lokal menjadi semakin nyata.
Menyadari urgensi permasalahan ini, Distan PPU telah merancang serangkaian strategi untuk menetralkan keasaman tanah dan mengembalikan kesuburannya. Salah satu langkah utama yang akan segera diimplementasikan adalah pengapuran menggunakan dolomit.
“Metode ini dipilih karena efektif dalam menaikkan pH tanah menuju level netral yang ideal untuk pertumbuhan tanaman, yaitu antara 6 hingga 7,” jelasnya.
Gunawan menjelaskan bahwa proses pengapuran ini membutuhkan perhitungan yang matang. Berdasarkan estimasi, dibutuhkan sekitar 2,5 ton dolomit untuk menaikkan satu tingkat pH tanah per hektar lahan. Dengan kondisi pH saat ini yang jauh di bawah ideal, kebutuhan dolomit untuk mengembalikan kesuburan tanah di seluruh wilayah PPU diperkirakan akan sangat besar. Meskipun demikian, langkah ini dianggap krusial untuk memastikan tanah kembali subur dan produktivitas pertanian dapat dipertahankan dalam jangka panjang.
Selain fokus pada pengapuran, Distan PPU juga akan mengoptimalkan pemanfaatan pupuk organik sebagai bagian dari solusi jangka panjang. Penggunaan pupuk organik tidak hanya membantu memperbaiki sifat fisik tanah, seperti struktur dan porositas, tetapi juga meningkatkan aktivitas biologis mikroorganisme tanah yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman.
Selain itu, pupuk organik juga berperan dalam meningkatkan kapasitas tukar kation tanah, yang pada gilirannya akan membantu dalam penyerapan dan retensi unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman.
“Dengan berbagai langkah strategis yang telah disiapkan ini, kami menunjukkan komitmen untuk mengatasi permasalahan keasaman tanah yang mengancam sektor pertanian. Upaya ini tidak hanya bertujuan untuk menjaga produktivitas pertanian saat ini, tetapi juga untuk memastikan ketahanan pangan di Kabupaten Penajam Paser Utara di masa depan,” pungkasnya.
Pemerintah daerah berharap sinergi antara petani, penyuluh pertanian, dan pihak terkait lainnya dapat terjalin dengan baik sehingga program ini dapat berjalan efektif dan memberikan hasil yang optimal bagi kemajuan sektor pertanian di wilayah tersebut. (ADV/CB/AJI)
Tim Redaksi CahayaBorneo.com