PENAJAM— Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menggelar kegiatan gotong royong pembersihan paret saluran pembuangan air di hamparan sawah Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sinar Laut, Kelurahan Pejala, Kecamatan Penajam. Kegiatan ini merupakan langkah antisipasi terhadap dampak cuaca ekstrem akibat perubahan iklim yang saat ini dirasakan.
Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian, Koordinator BPP Petung, Koordinator POPT, PPI Pejala, Babinsa Kelurahan Pejala, Lurah Pejala, serta anggota Gapoktan Sinar Laut.
Lurah Pejala, Irmayanti, dalam kesempatan tersebut menyampaikan pentingnya gotong royong dalam pengelolaan pertanian. Selain itu, ia juga menekankan perlunya regenerasi petani agar pertanian di masa depan tetap maju dengan pemanfaatan teknologi modern, sehingga dapat menarik minat generasi muda untuk terjun ke sektor ini demi mendukung swasembada pangan.
Kepala Bidang TPH Dinas Pertanian, Gunawan, menjelaskan bahwa perubahan iklim membawa tiga dampak utama bagi pertanian, yaitu banjir saat hujan ekstrem, kekeringan dan kebakaran lahan saat panas ekstrem, serta potensi ledakan serangan hama penyakit tanaman yang sulit diprediksi. Kegiatan pembersihan saluran air ini fokus pada antisipasi dampak hujan ekstrem yang dapat menyebabkan banjir.
“Kegiatan hari ini adalah mengantisipasi dampak perubahan iklim dengan cuaca hujan ekstrem, dengan kegiatan pembersihan saluran pembuangan air di hamparan lahan Gapoktan Sinar Laut, sebagai upaya meminimalisir dampak banjir,” ujar Gunawan Pada Jumat (18/4).

Foto : kegaiatan gotong royong pembersihan paret saluran pembuangan air di hamparan sawah Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sinar Laut, Kelurahan Pejala, Kecamatan Penajam (Dok : Istimewa)
Ia menambahkan bahwa dengan lancarnya saluran air, diharapkan gerakan olah lahan dan tanam padi dapat segera dilakukan untuk memperluas areal tanam dan mendukung swasembada pangan di Kabupaten PPU.
Gunawan juga menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memupuk rasa persatuan dan kebersamaan antar petani dalam satu hamparan. Dinas Pertanian berperan sebagai motivator dan berharap kegiatan serupa dapat dilanjutkan oleh pemerintah kelurahan.
Lebih lanjut, ia menyinggung kebijakan pemerintah terkait harga pokok penjualan gabah kering panen sebesar Rp 6.500 per kilogram dengan Bulog sebagai offtaker serta kebijakan penghentian impor bebas, yang diharapkan menjadi era kebangkitan pertanian.
Hamparan sawah Gapoktan Sinar Laut memiliki luas 81 hektar dengan panjang saluran pembuangan air di kanan dan kiri jalan usaha tani sepanjang kurang lebih 2 kilometer.
“Pekerjaan pembersihan saluran air ini dilakukan secara manual oleh 21 orang anggota Gapoktan dengan harapan dapat memperlancar aliran air dan mencegah terjadinya banjir di areal persawahan,” terangnya. (ADV/CB/AJI)
Tim Redaksi CahayaBorneo.com