PENAJAM— Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Penajam Paser Utara (PPU), Thohiron, melontarkan pujian terhadap sistem pendidikan pondok pesantren. Ia bahkan menyebut pola pendidikan pesantren sebagai yang terbaik di Indonesia. Keyakinan ini didasari oleh pengamatan mendalam terhadap eksistensi dan kenyamanan yang dirasakan masyarakat terhadap lembaga pendidikan berbasis agama tersebut.
Thohiron mengungkapkan bahwa kemampuan pesantren untuk bertahan dan terus menyelenggarakan kegiatan belajar-mengajar di tengah keterbatasan anggaran menjadi bukti nyata kuatnya kepercayaan masyarakat.
“Ini adalah indikator jelas bahwa masyarakat merasa nyaman dan percaya dengan lingkungan pesantren, sehingga mereka secara aktif mendukung keberlangsungan pendidikan di sana meskipun dengan sumber daya yang terbatas,” ujarnya. Kamis (25/4).
Lebih jauh, Thohiron mendesak pemerintah pusat untuk mengambil pelajaran berharga dan mengadopsi aspek-aspek positif dari model pendidikan pesantren ke dalam sistem pendidikan nasional. Ia optimis bahwa pengintegrasian nilai-nilai dan pendekatan khas pesantren dapat memberikan dampak signifikan bagi peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
“Kedekatan emosional antara guru dan murid, penanaman nilai agama dan moral yang kuat, serta kemandirian pesantren dalam mengelola sumber daya adalah hal-hal yang patut dicontoh dan diterapkan dalam skala yang lebih luas,” tegasnya.
Meski demikian, Thohiron juga memberikan catatan penting terkait peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di lingkungan pesantren. Ia mengakui efektivitas pola pendidikan pesantren, namun menekankan bahwa peningkatan kompetensi para pengajar dan staf kependidikan adalah krusial untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dan mampu bersaing di era global. Investasi dalam pengembangan SDM pesantren, menurutnya, akan semakin memperkokoh fondasi pendidikan yang sudah mapan.
Pernyataan Ketua Komisi II DPRD PPU ini membuka wacana penting mengenai arah pengembangan pendidikan nasional. Pengakuan atas keunggulan model pendidikan pesantren diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan berharga bagi pemerintah dalam merumuskan kebijakan pendidikan yang lebih inklusif dan berkualitas. Kombinasi antara adopsi elemen positif pesantren dan peningkatan kualitas SDM di dalamnya diyakini akan mampu mendongkrak mutu pendidikan secara keseluruhan.
Pernyataan ini juga berpotensi memicu diskusi yang lebih mendalam antara legislatif, eksekutif, dan berbagai elemen masyarakat terkait upaya memajukan dunia pendidikan di Indonesia.
“Dengan adanya sinergi yang kuat antar berbagai pihak untuk menghasilkan inovasi dan kebijakan yang dapat mengakomodasi keunggulan berbagai model pendidikan, termasuk keunikan dan kelebihan yang dimiliki oleh pola pendidikan pesantren,” pungkasnya. (ADV/CB/AJI)
Tim Redaksi CahayaBorneo.com