Menu

Mode Gelap
Basuki Hadimuljono dan Jess Dutton Bahas Kolaborasi Infrastruktur Berkelanjutan untuk Ibu Kota Nusantara PUPR PPU Terkendala Pembangunan Infrastruktur di Wilayah Dekat IKN Jaga Kelestarian Lingkungan Lewat Penanaman Pohon di KIPP IKN Delegasi Sabah Kunjungi Ibu Kota Nusantara, Eksplorasi Potensi Investasi dan Kerja Sama Otorita IKN Terima Kunjungan Delegasi Pengusaha Rusia, Bahas Peluang Kerja Sama Pembangunan IKN PPU Hadapi Tantangan Ketenagakerjaan, Dorong Peningkatan Kapasitas

DAERAH

Hari Buruh 2025: Jurnalis Tuntut Keadilan dan Ruang Kerja Aman

badge-check


					Suasana: Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Samarinda menegaskan bahwa jurnalis adalah bagian dari kelompok buruh Perbesar

Suasana: Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Samarinda menegaskan bahwa jurnalis adalah bagian dari kelompok buruh

 

SAMARINDA  — Dalam rangka memperingati Hari Buruh Internasional (May Day), Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Samarinda menegaskan bahwa jurnalis adalah bagian dari kelompok buruh. Mereka adalah buruh informasi yang kerap menghadapi kerja eksploitatif, menghadapi risiko intimidasi, kriminalisasi, bahkan kekerasan fisik dengan perlindungan sosial yang minim.

 

“Jurnalis bekerja di bawah tekanan tenggat waktu, dengan risiko fisik maupun psikis yang tinggi,” ujar Ketua AJI Samarinda, Yuda Almerio.

 

Yuda juga menekankan bahwa banyak jurnalis, khususnya kontributor dan pekerja lepas, bekerja tanpa kontrak kerja yang jelas dan menerima upah di bawah standar hidup layak. Kondisi ini diperparah dengan lemahnya perlindungan hukum dan jaminan sosial dari perusahaan media.

Selain itu, AJI Samarinda menyoroti tingginya angka kekerasan terhadap jurnalis, termasuk kekerasan berbasis gender yang dialami oleh jurnalis perempuan di lapangan maupun dalam ruang redaksi.

 

“Banyak dari mereka (jurnalis kontributor) yang masih diupah tidak layak, tanpa kontrak kerja yang jelas, bahkan tanpa jaminan sosial. Ini adalah realitas buruh yang harus diakui dan diperjuangkan,” kata Yuda.

 

Sementara itu, Koordinator Divisi Advokasi AJI Samarinda, Hasyim Ilyas, menyoroti situasi kekerasan terhadap jurnalis yang masih terjadi, termasuk kekerasan berbasis gender yang dialami oleh jurnalis perempuan. Tak hanya kekerasan fisik, intimidasi di lapangan, sebagian jurnalis perempuan menghadapi pelecehan verbal dan seksual baik saat bertugas maupun di lingkungan kerjanya. 

 

“Ini harus dihentikan. Ruang kerja media harus menjadi ruang yang aman dan setara,” ujar Hasyim.

 

AJI Samarinda menyampaikan tiga tuntutan penting dalam momentum Hari Buruh ini:

 

* Pengakuan jurnalis sebagai pekerja dengan hak atas upah layak, kontrak kerja yang adil, dan perlindungan jaminan sosial.

 

* Penghentian segala bentuk kekerasan terhadap jurnalis, termasuk kekerasan berbasis gender.

* Penciptaan ruang redaksi yang aman dan setara, terutama bagi jurnalis perempuan.

 

Sebagai bagian dari gerakan demokrasi, AJI Samarinda menyerukan solidaritas kepada seluruh pekerja, termasuk buruh media, untuk bersama-sama memperjuangkan hak-hak dasar pekerja, kebebasan pers, dan ruang sipil yang lebih adil.

 

“Merdekanya pers bergantung pada merdekanya buruh media,” tutup Hasyim. (CB/DMS/RILISAJISMD)

 

Tim Redaksi CahayaBorneo.com


Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Baca Lainnya

Kodam VI/Mulawarman dan BRMP Periksa Tanah 1.400 Hektare di Kutai Barat untuk Dukung Ketahanan Pangan Nasional

5 November 2025 - 14:01 WITA

BORNEO BENUO TAKA SANG JUARA KUDUNGGA 2025: Magis “Nyinke Iden” dari PPU Taklukkan Kaltim

2 November 2025 - 11:08 WITA

DPRD PPU Telusuri Dugaan Kelalaian Keselamatan Kerja di Proyek RDMP Pasca Tewasnya Tiga Pekerja

30 Oktober 2025 - 14:33 WITA

PHM Bagikan Praktik Terbaik Rehabilitasi Mangrove di Forum Kehutanan Kaltim

27 Oktober 2025 - 14:15 WITA

Dorong Generasi Muda Cintai Literasi, Hetifah Sjaifudian Hadiri Diseminasi Literasi Kebahasaan dan Kesastraan di PPU

25 Oktober 2025 - 15:07 WITA

Trending di KALTIM