KALTIM- Pertemuan antara Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas’ud dan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi di Subang, Jawa Barat, menjadi tonggak awal bagi penjajakan kerja sama antardaerah yang strategis, khususnya di sektor pertanian, ketahanan pangan, dan pendidikan. Kunjungan tersebut berlangsung dalam suasana keakraban yang kuat, menandakan niat baik kedua provinsi untuk membangun sinergi lintas wilayah demi mendukung pembangunan nasional secara inklusif.
Kalimantan Timur saat ini tengah menghadapi tantangan dalam pengembangan sektor pertanian dan kelautan, meskipun memiliki potensi lahan dan sumber daya alam yang luas. Namun, keterbatasan sumber daya manusia, terutama tenaga kerja terampil di sektor pertanian, menjadi salah satu kendala utama dalam optimalisasi potensi tersebut. Di sisi lain, Jawa Barat sebagai provinsi dengan jumlah penduduk yang besar memiliki keunggulan dalam hal ketersediaan tenaga kerja, serta telah memiliki sistem pendidikan dan pelatihan vokasi yang mendukung pengembangan keterampilan sektor primer.
Melalui pertemuan tersebut, dibahas skema kolaboratif pengiriman tenaga kerja terlatih dari Jawa Barat ke Kalimantan Timur untuk mendukung proses pembangunan di sektor pertanian dan perikanan. Skema ini tidak hanya bertujuan untuk menyuplai kebutuhan tenaga kerja di Kalimantan Timur, tetapi juga menjadi solusi pengurangan pengangguran di Jawa Barat melalui pembukaan lapangan kerja yang lebih luas di luar daerah.
Selain kerja sama di sektor pertanian dan ketenagakerjaan, perhatian khusus juga diberikan pada bidang pendidikan. Kedua provinsi bersepakat untuk memperkuat kerja sama antarperguruan tinggi, dengan membuka akses pendidikan tinggi bagi pelajar dan mahasiswa Kalimantan Timur di beberapa universitas ternama di Jawa Barat, seperti Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Padjadjaran (Unpad). Program ini dirancang agar mahasiswa Kalimantan Timur dapat memperoleh kualitas pendidikan tinggi sekaligus membangun jejaring nasional di pusat-pusat pendidikan unggulan. Seluruh biaya pendidikan untuk peserta program direncanakan akan ditanggung sepenuhnya oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, sebagai bentuk investasi sumber daya manusia jangka panjang.
Pertemuan ini juga menandai upaya serius kedua daerah dalam memperkuat ketahanan pangan nasional. Sebagai provinsi dengan basis pertanian yang kuat, Jawa Barat dinilai mampu menyediakan dukungan teknis dan transfer teknologi kepada Kalimantan Timur, yang kini bertransformasi menjadi wilayah penyangga bagi Ibu Kota Nusantara. Kolaborasi antarwilayah ini dianggap penting untuk membangun sistem distribusi dan logistik pangan yang efektif, merata, serta berbasis produksi dalam negeri.
Lebih jauh lagi, kedua kepala daerah juga menyoroti pentingnya membangun tata kelola keuangan daerah yang efisien dan kolaboratif. Inisiatif kerja sama ini diharapkan dapat membuka ruang untuk berbagi praktik terbaik dalam pengelolaan anggaran, pengembangan pariwisata, dan pemanfaatan teknologi digital dalam pelayanan publik.
Pertemuan di Subang ini menjadi contoh konkret bagaimana sinergi antardaerah dapat dirancang secara komprehensif, melampaui batas administratif dan berfokus pada solusi jangka panjang terhadap tantangan pembangunan. Kedua provinsi berharap bahwa komunikasi yang telah terjalin dapat dilanjutkan dalam bentuk tim teknis dan perjanjian kerja sama yang lebih spesifik, agar program-program yang dibahas dapat segera diimplementasikan dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat di kedua wilayah.
Dengan semangat kolaboratif ini, Kalimantan Timur dan Jawa Barat tidak hanya memperkuat posisi masing-masing sebagai motor penggerak pembangunan daerah, tetapi juga menunjukkan komitmen terhadap integrasi pembangunan nasional yang berkeadilan dan berkelanjutan. (CB/NANABQ)