Menu

Mode Gelap
Hujan Deras Sebabkan Banjir di Penajam, Ratusan Keluarga Mengungsi

KALTIM

Suara Perempuan di Parlemen Kian Menyusut, Shemmy Serukan Partisipasi Politik

badge-check


					Anggota Komisi II DPRD Kalimantan Timur, Shemmy Permata Sari. (DOK. Istimewa) Perbesar

Anggota Komisi II DPRD Kalimantan Timur, Shemmy Permata Sari. (DOK. Istimewa)

SAMARINDA – Data terkini menunjukkan bahwa dari 55 anggota (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) DPRD Kalimantan Timur periode 2024–2029 yang dilantik pada 2 September 2024, hanya 8 orang atau sekitar 14,54 persen yang merupakan perempuan. 

Angka ini menurun dibandingkan periode sebelumnya yang mencapai 20 persen. Hal ini menunjukkan bahwa keterlibatan perempuan dalam sektor politik di Kalimantan Timur masih minim.

Politikus perempuan dari Partai Golkar yang juga merupakan Anggota Komisi II DPRD Kalimantan Timur, Shemmy Permata Sari, menegaskan pentingnya keterlibatan perempuan dalam dunia politik. 

Menurut dia, kehadiran perempuan di panggung politik tak sekadar soal kuota atau angka keterwakilan, melainkan soal kepentingan kebijakan yang lebih merangkul semua lapisan masyarakat.

“Perempuan punya perspektif khas yang sangat dibutuhkan dalam penyusunan kebijakan publik,” kata anggota DPRD Kalimantan Timur itu saat ditemui di Samarinda, Selasa (13/5/2025).

Shemmy menilai dominasi laki-laki dalam arena politik masih terlalu kuat, sehingga banyak isu krusial yang menyangkut perempuan, anak, hingga keluarga kerap terpinggirkan. Padahal, kata dia, kelompok-kelompok ini adalah fondasi utama dalam kehidupan sosial dan pembangunan.

“Selama ini kita melihat bahwa banyak kebijakan tidak cukup menyentuh realitas kehidupan perempuan dan anak,” ujar Shemmy. “Jika perempuan lebih banyak terlibat, maka suara-suara yang jarang terdengar itu akan mendapat ruang yang semestinya,” lanjutnya.

Ia mendorong kaum perempuan, khususnya di Kalimantan Timur, untuk tidak ragu mengambil peran strategis baik di lembaga legislatif maupun eksekutif. Bagi Shemmy, keberanian untuk terjun ke politik adalah langkah awal menuju tatanan pemerintahan yang lebih inklusif dan adil.

Ia juga mengingatkan, perjuangan perempuan di dunia politik bukan sekadar untuk memperjuangkan haknya sendiri, tetapi untuk menghadirkan solusi kebijakan yang lebih menyeluruh dan manusiawi.

“Perempuan harus percaya diri, punya kesadaran bahwa mereka mampu dan dibutuhkan dalam politik. Karena tanpa mereka, pembangunan tidak akan utuh,” tutup dia. (ADV/DPRDCB/QLA)

Editor: Redaksi CB Mdiea

Dapatkan breaking news dan berita pilihan langsung di ponselmu!

Gabung sekarang di WhatsApp Channel resmi Cahayaborneo.com:

https://whatsapp.com/channel/0029VaeJ8yD6GcGMHjr5Fk0D

Pastikan WhatsApp sudah terinstal, ya!

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Baca Lainnya

Operasi SAR Longsor Samarinda Ditutup, Lima Selamat dan Satu Meninggal Dunia

29 Mei 2025 - 19:46 WITA

Pertamina Hulu Sanga Sanga dan Pemda Dukung Swasembada Pangan Kelompok Tani

27 Mei 2025 - 15:48 WITA

PT Pertamina Hulu Mahakam Sukses Gelar Sail Away Tahap Ketiga Proyek SNB AOI dan Resmikan First Cut of Steel Proyek Manpatu

26 Mei 2025 - 20:16 WITA

Tak Terima Ditegur, Pemuda Kalap Tebas Pria Paruh Baya di Penajam

23 Mei 2025 - 11:27 WITA

Otorita IKN Dukung Penuh Festival Internasional NICFF 2025 di Ibu Kota Nusantara

23 Mei 2025 - 01:05 WITA

Trending di IBU KOTA NUSANTARA