Menu

Mode Gelap
Basuki Hadimuljono dan Jess Dutton Bahas Kolaborasi Infrastruktur Berkelanjutan untuk Ibu Kota Nusantara PUPR PPU Terkendala Pembangunan Infrastruktur di Wilayah Dekat IKN Jaga Kelestarian Lingkungan Lewat Penanaman Pohon di KIPP IKN Delegasi Sabah Kunjungi Ibu Kota Nusantara, Eksplorasi Potensi Investasi dan Kerja Sama Otorita IKN Terima Kunjungan Delegasi Pengusaha Rusia, Bahas Peluang Kerja Sama Pembangunan IKN PPU Hadapi Tantangan Ketenagakerjaan, Dorong Peningkatan Kapasitas

PERTANIAN

Krisis Irigasi Ancam Ketahanan Pangan, 627 Hektare Sawah di PPU Beralih Jadi Kebun Sawit

badge-check


					Persawahan di Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara. (DOK. CahayaBorneo) Perbesar

Persawahan di Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara. (DOK. CahayaBorneo)

PENAJAM – Menurut data dari Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) sebanyak 627 hektare lahan sawah di wilayah ini beralih fungsi menjadi lahan perkebunan, sebagian besar ditanami kelapa sawit. 

Perubahan ini terjadi akibat keterbatasan infrastruktur irigasi yang menjadi salah satu faktor para petani sawah kesulitan mengelola lahan secara optimal.

“Menurut data sementara, lahan yang sudah dialihfungsikan menjadi perkebunan mencapai 627 hektare,” kata Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Distan PPU, Gunawan, Rabu (13/5/2025).

Data dari Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) menunjukkan bahwa luas lahan pertanian di Kabupaten PPU kini tersisa 7.508 hektare. Menyusutnya lahan akibat alih fungsi ini dinilai sebagai ancaman serius terhadap ketahanan pangan daerah jika tidak segera diatasi.

Menurut Gunawan, sistem irigasi yang belum optimal khususnya di wilayah Rawa Sebakung, Kecamatan Babulu jadi alasan utama petani enggan mengelola sawah mereka. Ditambah lagi, tingkat keasaman tanah yang tinggi membuat upaya pertanian menjadi semakin sulit.

“Banyak faktor yang menyebabkan petani memilih mengubah fungsi lahannya, dan irigasi yang tidak mendukung menjadi salah satu yang paling penting,” kata dia.

Untuk mengatasi persoalan irigasi, Distan PPU mengusulkan percepatan pembangunan Bendung Gerak Sungai Telake di perbatasan PPU dan Paser. Infrastruktur ini diperkirakan mampu menyuplai air ke sekitar 21.000 hektare lahan pertanian dan menjadi solusi jangka panjang bagi kebutuhan irigasi.

Untuk mengatasi masalah keasaman tanah, Distan PPU memperluas distribusi kapur dolomit agar kualitas lahan membaik dan produktivitas pertanian meningkat.

“Kami berharap Kementerian PUPR segera merealisasikan pembangunan bendung ini. Tanpa dukungan infrastruktur yang kuat, lahan pertanian kita akan terus menyusut,” tandasnya. (*)

Penulis : Redaksi CB Media
Editor : Redaksi CB Media

Dapatkan breaking news dan berita pilihan langsung di ponselmu!
Gabung sekarang di WhatsApp Channel resmi Cahayaborneo.com:
https://whatsapp.com/channel/0029VaeJ8yD6GcGMHjr5Fk0D
Pastikan WhatsApp sudah terinstal, ya!

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Baca Lainnya

Ribuan THL di PPU Ajukan Diri Jadi PPPK Penuh Waktu Tanpa TPP, DPRD Soroti Penyesuaian Formasi

16 Juli 2025 - 20:55 WITA

Light Up The Dream: PLN dan Pemkab PPU Hadirkan Terang bagi Warga Kurang Mampu

16 Juli 2025 - 20:46 WITA

KONI PPU Targetkan Semua Cabor Ikut Pra Porprov 2025, Arpan: Minimal Masuk Peringkat Empat

16 Juli 2025 - 17:41 WITA

Danjen Kopassus Tinjau Lokasi Operasi di PPU, Pemerintah Daerah Dukung Pengembangan Strategis

16 Juli 2025 - 13:20 WITA

Satlantas Polres PPU Edukasi Pengendara Lewat Operasi Patuh Mahakam 2025

16 Juli 2025 - 13:10 WITA

Trending di PENAJAM PASER UTARA