Menu

Mode Gelap
Basuki Hadimuljono dan Jess Dutton Bahas Kolaborasi Infrastruktur Berkelanjutan untuk Ibu Kota Nusantara PUPR PPU Terkendala Pembangunan Infrastruktur di Wilayah Dekat IKN Jaga Kelestarian Lingkungan Lewat Penanaman Pohon di KIPP IKN Delegasi Sabah Kunjungi Ibu Kota Nusantara, Eksplorasi Potensi Investasi dan Kerja Sama Otorita IKN Terima Kunjungan Delegasi Pengusaha Rusia, Bahas Peluang Kerja Sama Pembangunan IKN PPU Hadapi Tantangan Ketenagakerjaan, Dorong Peningkatan Kapasitas

Advertorial DPRD Kaltim

Mitigasi Bencana di Samarinda Tak Cukup Hanya Peta Zonasi

badge-check


					Foto: Anggota DPRD Kalimantan Timur, Sapto Setyo Pramono (IST) Perbesar

Foto: Anggota DPRD Kalimantan Timur, Sapto Setyo Pramono (IST)

SAMARINDA – Ancaman banjir, longsor, dan kebakaran yang terus mengintai Kota Samarinda mendorong DPRD Kalimantan Timur mengkritisi sistem mitigasi bencana yang dinilai belum menyentuh kebutuhan riil warga.

Anggota DPRD Kaltim, Sapto Setyo Pramono, menilai selama ini kebijakan mitigasi di Samarinda masih bersifat administratif semata, tanpa disertai kesiapsiagaan konkret di lapangan.

“Zonasi rawan bencana itu penting, tapi jangan cuma jadi warna di peta. Yang dibutuhkan warga adalah alat pemadam, pelatihan, dan sistem peringatan dini yang benar-benar bekerja,” ujar Sapto, Kamis (15/5/2025).

Menurut politisi Partai Golkar ini, lemahnya penanganan kebakaran menjadi cermin minimnya kesiapan pemerintah dalam menanggulangi bencana. Ia menyoroti kurangnya fasilitas pemadam kebakaran, khususnya di kawasan padat penduduk dan lingkungan rawan api.

Sapto juga menekankan perlunya edukasi langsung kepada masyarakat di tingkat akar rumput, termasuk pelatihan evakuasi dan penggunaan alat pemadam sederhana hingga ke tingkat RT.

“Kesiapsiagaan bukan urusan pemerintah saja. Tapi kalau masyarakat tidak dibekali pengetahuan dan alat, bagaimana bisa bertindak saat bencana datang?” tambahnya.

Ia mendesak agar pemetaan wilayah rawan diperbarui secara berkala dan dilengkapi sistem deteksi dini yang terintegrasi, sehingga warga bisa bersiap sebelum kondisi darurat terjadi.

Sapto berharap pemerintah daerah, baik kota maupun provinsi, segera merancang kebijakan mitigasi yang lebih operasional, bukan sekadar rencana di atas kertas.

“Kalau tidak ada perubahan nyata, kita hanya akan terus bereaksi setelah bencana terjadi, bukan mencegahnya,” pungkasnya. (ADV/CB/QLA)

 

 

 

 

Penulis : QLA

Editor   : Nanabq

Dapatkan breaking news dan berita pilihan langsung di ponselmu!
Gabung sekarang di WhatsApp Channel resmi Cahayaborneo.com:
https://whatsapp.com/channel/0029VaeJ8yD6GcGMHjr5Fk0D
Pastikan WhatsApp sudah terinstal, ya!

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Baca Lainnya

H Baba Dorong Generasi Muda Kaltim Seimbangkan Karier Digital dan Pendidikan

20 Agustus 2025 - 00:31 WITA

DPRD Kaltim Minta BPJS dan Pemda Benahi Layanan JKN, Akibat Cakupan UHC Menurun

15 Agustus 2025 - 21:34 WITA

Agusriansyah Ridwan Dorong Generasi Muda Kaltim Meneladani Nilai Luhur Pemuda Pendahulu

15 Agustus 2025 - 00:18 WITA

Wakil Ketua DPRD Kaltim Tegaskan Pentingnya Kolaborasi Tangani Narkoba demi Pembangunan SDM

14 Agustus 2025 - 16:19 WITA

Damayanti: Jangan Biarkan Anak Muda Terkubur dalam Gawai

13 Agustus 2025 - 16:52 WITA

Trending di Advertorial DPRD Kaltim