PENAJAM– Dinas Pertanian Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) mengungkapkan data yang mengkhawatirkan terkait kondisi lahan pertanian di wilayahnya. Sebanyak 779,6 hektare lahan yang tersebar di empat kecamatan dilaporkan tidak produktif, menimbulkan pekerjaan rumah yang mendesak bagi pemerintah daerah dalam menjaga dan meningkatkan ketahanan pangan.
Menurut Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Distan PPU, Gunawan, angka tersebut merupakan selisih yang signifikan dari total Luas Baku Sawah (LBS) di PPU yang mencapai 7.508 hektare. Pada Masa Tanam (MT) pertama tahun ini, hanya 6.729 hektare yang berhasil ditanami dan dipanen. Fakta ini menunjukkan bahwa lebih dari sepuluh persen potensi lahan pertanian di PPU saat ini tidak dimanfaatkan secara optimal.
“Lahan-lahan yang kini terbengkalai tersebut dulunya merupakan area produktif, berbagai faktor menyebabkan petani enggan atau tidak mampu lagi mengolahnya. Alasan-alasan tersebut meliputi kerugian yang dialami secara berkelanjutan akibat hasil panen yang tidak memuaskan, hingga kegagalan panen yang berulang. Selain itu, ketiadaan sarana pendukung pertanian yang memadai, seperti jalan usaha tani yang layak, juga menjadi penyebab lahan ditinggalkan,” ujarnya pada Minggu (18/5/2025).
Salah satu penyebab utama yang diidentifikasi oleh Distan PPU adalah masalah banjir air pasang yang membawa intrusi air asin ke lahan pertanian. Kondisi ini sangat merugikan, terutama di wilayah seperti Desa Babulu Laut, Kecamatan Babulu. Air asin yang masuk ke area persawahan dapat mematikan tanaman padi dalam waktu singkat, sehingga membuat petani putus asa dan meninggalkan lahannya.
Selain faktor banjir air pasang, kondisi geografis wilayah PPU juga menjadi tantangan tersendiri. Di Desa Gunung Makmur, misalnya, karakteristik lahan yang rendah dan berlumpur dalam membuat area tersebut rentan terhadap banjir setiap tahunnya. Kondisi ini menyulitkan petani dalam mengolah lahan dan meningkatkan risiko gagal panen, yang pada akhirnya mendorong mereka untuk mencari mata pencaharian lain.
“Penyebab pasti ketidakproduktifan lahan ini bervariasi di setiap desa, mengingat kondisi dan tantangan yang dihadapi masing-masing wilayah berbeda. Diperlukan analisis yang lebih mendalam untuk memahami akar permasalahan di setiap lokasi lahan yang terbengkalai,” jelasnya.
Sebagai langkah awal untuk mengatasi persoalan ini, Distan PPU berencana melakukan penelusuran penyebab ketidakproduktifan di setiap lokasi lahan secara spesifik. Untuk lahan-lahan yang relatif kecil, dinas akan mengerahkan Brigade Pangan (BP), yang merupakan kelompok pelopor tanam padi yang mendapatkan dukungan alat dan modal dari Kementerian Pertanian.
“Diharapkan, keterlibatan Brigade Pangan ini dapat mengelola dan menghidupkan kembali potensi lahan-lahan tersebut. Upaya ini dipandang sebagai solusi jangka pendek sambil terus dilakukan identifikasi menyeluruh untuk menemukan solusi optimal dalam mengembalikan produktivitas seluruh lahan yang terbengkalai,” pungkasnya. (ADV/CB/AJI)
Reporter : Aji Yudha
Editor : Nanabq
Dapatkan breaking news dan berita pilihan langsung di ponselmu!
Gabung sekarang di WhatsApp Channel resmi Cahayaborneo.com:
https://whatsapp.com/channel/0029VaeJ8yD6GcGMHjr5Fk0D
Pastikan WhatsApp sudah terinstal, ya!