PENAJAM— Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Penajam Paser Utara (PPU) menunjukkan komitmen kuat dalam melestarikan kekayaan budaya daerah. Bupati PPU, Mudyat Noor, mengumumkan rencana strategis untuk menjadikan kegiatan adat sebagai agenda rutin tahunan. Langkah ini dipandang sebagai upaya penting dalam menjaga dan mewariskan nilai-nilai luhur budaya di tengah arus modernisasi yang semakin pesat.
Pengumuman penting ini disampaikan Bupati Mudyat Noor dalam pertemuan silaturahmi yang penuh kehangatan dengan Sultan Paser, Aji Muhammad Jarnawi, beserta jajaran Lembaga Adat Paser (LAP), para tokoh adat, dan perwakilan masyarakat adat. Pertemuan bersejarah ini berlangsung di kediaman Kesultanan Paser, Tanah Grogot. Suasana kekeluargaan dan semangat kebersamaan tampak jelas dalam dialog yang konstruktif tersebut.
Inisiatif untuk menggelar kegiatan adat secara rutin setiap tahun ini masih dalam tahap perencanaan yang matang. Bupati Mudyat menekankan bahwa penyusunan agenda budaya ini akan dilakukan secara kolaboratif, melibatkan berbagai pihak terkait, termasuk Kesultanan Paser, LAP, tokoh adat, dan elemen masyarakat lainnya.
“Tujuannya adalah untuk menciptakan sebuah kalender acara budaya yang representatif dan berkelanjutan, yang dapat dinikmati dan dihayati oleh seluruh masyarakat PPU,” jelasnya, Selasa (20/5/2025).
Lebih lanjut, Bupati PPU menjelaskan bahwa pelestarian budaya dan adat istiadat memiliki signifikansi yang mendalam bagi identitas suatu wilayah. Di era digital dan kemajuan teknologi yang serba cepat ini, nilai-nilai tradisional seringkali tergerus oleh pengaruh budaya luar. Oleh karena itu, langkah konkret untuk mempertahankan khasanah budaya lokal menjadi semakin krusial.
Ia menyoroti kekhawatiran akan pudarnya nilai-nilai budaya dan adat istiadat akibat perubahan gaya hidup masyarakat yang tanpa disadari mulai mengadopsi kebiasaan dari luar.
“Dengan mengingatkan bahwa warisan budaya yang telah diturunkan dari generasi ke generasi berpotensi hilang jika tidak ada upaya sungguh-sungguh untuk mempertahankannya,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Mudyat mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya Kesultanan Paser, LAP, tokoh adat, dan masyarakat adat secara umum, untuk bersinergi dan berkolaborasi aktif dalam mengembangkan budaya dan adat di wilayah PPU dan Paser. Kerja sama yang solid diyakini akan menjadi kunci keberhasilan dalam mewujudkan agenda rutin tahunan berbasis adat ini.
Sebagai penutup, Mudyat menegaskan kembali komitmennya untuk menjaga kearifan lokal dan tidak melupakan sejarah. Beliau meyakini bahwa warisan budaya merupakan bagian tak terpisahkan dari jati diri daerah dan merupakan aset berharga yang harus diwariskan kepada generasi penerus.
“Kita harus menjaga kearifan lokal dan tidak melupakan sejarah karena itu merupakan bagian dari jati diri daerah, serta warisan untuk anak dan cucu kita,” pungkasnya. (ADV/CB/AJI)
Reporter : Aji Yudha
Editor : Nanabq
Dapatkan breaking news dan berita pilihan langsung di ponselmu!
Gabung sekarang di WhatsApp Channel resmi Cahayaborneo.com: https://whatsapp.com/channel/0029VaeJ8yD6GcGMHjr5Fk0D
Pastikan WhatsApp sudah terinstal, ya!