Menu

Mode Gelap
Basuki Hadimuljono dan Jess Dutton Bahas Kolaborasi Infrastruktur Berkelanjutan untuk Ibu Kota Nusantara PUPR PPU Terkendala Pembangunan Infrastruktur di Wilayah Dekat IKN Jaga Kelestarian Lingkungan Lewat Penanaman Pohon di KIPP IKN Delegasi Sabah Kunjungi Ibu Kota Nusantara, Eksplorasi Potensi Investasi dan Kerja Sama Otorita IKN Terima Kunjungan Delegasi Pengusaha Rusia, Bahas Peluang Kerja Sama Pembangunan IKN PPU Hadapi Tantangan Ketenagakerjaan, Dorong Peningkatan Kapasitas

ADVERTORIAL DPRD PPU

DPRD PPU: Irigasi Buruk & Harga Gabah Picu Alih Fungsi Lahan

badge-check


					foto : Wakil Ketua Komisi II DPRD PPU, Sujiati, (Dok : CahayaBorneo/AJI) Perbesar

foto : Wakil Ketua Komisi II DPRD PPU, Sujiati, (Dok : CahayaBorneo/AJI)

PENAJAM– Alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) masih menjadi isu krusial yang perlu penanganan serius. Wakil Ketua Komisi II DPRD PPU, Sujiati, menyebut dua faktor utama pemicunya: minimnya infrastruktur irigasi dan rendahnya harga gabah di masa lalu.

Sujiati menyoroti ketersediaan air sebagai kendala utama. Banyak petani tak bisa mengoptimalkan lahan mereka karena pasokan air yang tidak memadai. Akibatnya, mereka terpaksa beralih ke sektor lain yang dinilai lebih menguntungkan.

“Masalahnya bukan cuma alat, tapi sumber airnya. Banyak bantuan pompa diberikan, tapi karena airnya tidak ada, ya tidak bisa dimanfaatkan,” jelasnya pada Jumat (23/5/2025).

Ia menegaskan, pembangunan Bendung Gerak Sungai Telake adalah solusi vital. Proyek yang hingga kini belum terealisasi itu diharapkan mampu menjamin pasokan air untuk pertanian di PPU.

“Kalau bendungan itu ada, baru kita bisa bicara irigasi yang layak. Selama ini, lahan pertanian kita masih kekurangan pasokan air,” tegasnya.

Selain masalah irigasi, Sujiati juga mengungkapkan bahwa harga gabah yang dulu rendah turut memperparah alih fungsi lahan. Ketidakpastian penghasilan membuat petani memilih mengubah lahan pertanian menjadi permukiman atau area usaha lainnya.

Namun, dengan penetapan harga gabah oleh pemerintah pusat sebesar Rp 6.500, Sujiati optimistis alih fungsi lahan akan melambat. Harga yang lebih menjanjikan ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran petani untuk kembali fokus menggarap sawah.

“Saat ini harga gabah mulai bagus. Masyarakat pun mulai berpikir ulang untuk tetap bertani, alih fungsi juga mulai melambat,” ucapnya.

Meski ada harapan, Sujiati menekankan bahwa perubahan ini harus diiringi dengan langkah konkret dari Pemerintah Daerah (Pemda) maupun pemerintah pusat. Percepatan pembangunan infrastruktur pertanian dan jaminan harga yang berpihak pada petani adalah kunci utama.

“Kalau pemerintah serius, bendung Telake harus segera direalisasikan. Itu kunci menjaga lahan pertanian kita tetap produktif,” pungkasnya. (CB/AJI)

Reporter  : Aji Yudha

Editor       : Nanabq

Dapatkan breaking news dan berita pilihan langsung di ponselmu!
Gabung sekarang di WhatsApp Channel resmi Cahayaborneo.com:
https://whatsapp.com/channel/0029VaeJ8yD6GcGMHjr5Fk0D
Pastikan WhatsApp sudah terinstal, ya!

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Baca Lainnya

Edukasi Lalu Lintas Sejak Dini, Sat Lantas Polres PPU Ajak Siswa SDIT Nurul Hikmah Tertib di Jalan

15 Oktober 2025 - 13:03 WITA

Bupati Penajam Paser Utara Hadiri HUT ke-60 Bankaltimtara: Dorong Inovasi dan Dedikasi untuk Daerah

15 Oktober 2025 - 12:54 WITA

Polsek Penajam Perkuat Patroli Dialogis untuk Jaga Kamtibmas di Penajam Paser Utara

15 Oktober 2025 - 12:44 WITA

Stok KIA Habis di PPU Akibat Syarat Masuk Sekolah, Disdukcapil Tambah 6.000 Blangko

15 Oktober 2025 - 11:37 WITA

Bupati PPU Buka Muscab PDGI 2025, Tekankan Peran Dokter Gigi dalam Pencegahan Karies dan Stunting

14 Oktober 2025 - 14:56 WITA

Trending di PENAJAM PASER UTARA