SAMARINDA – Ketua DPRD Kalimantan Timur, Hasanuddin Mas’ud, menanggapi kekhawatiran publik atas maraknya kekerasan dan perundungan di lingkungan pelajar di Samarinda.
Meski belum ada laporan resmi yang masuk ke DPRD, ia menilai persoalan ini tak bisa dianggap sepele.
“Walaupun belum ada laporan formal, bukan berarti tidak ada persoalan. Kita harus mulai membuka ruang diskusi dengan pihak-pihak terkait,” ujar Hasanuddin, Senin (26/5/2025).
Hasanuddin mencontohkan model pembinaan di Jawa Barat, di mana siswa pelaku kekerasan ditempatkan di barak khusus untuk pelatihan karakter. Namun ia mengingatkan agar pendekatan semacam itu tidak serta-merta diterapkan di Kaltim.
“Setiap daerah punya karakteristik sendiri. Harus ada pertimbangan matang, termasuk masukan dari orangtua dan lembaga pendidikan,” ujarnya.
Menurut Hasanuddin, belum ada pembahasan spesifik di internal DPRD terkait penanganan perundungan pelajar. Namun, ia membuka ruang untuk ide-ide baru dari masyarakat maupun pakar pendidikan.
“Kalau bisa, kita kembangkan pendekatan yang lebih relevan dengan kondisi di Kaltim,” ujarnya.
Ia optimistis Pemerintah Provinsi Kaltim sudah menyiapkan konsep penanganan sendiri untuk kasus-kasus kekerasan di sekolah. “Pemprov pasti sudah mengantisipasi hal ini, karena mereka yang punya kewenangan di lapangan,” tutupnya. (ADV/CB/QLA)
Penulis : QLA
Editor : Nanabq
Dapatkan breaking news dan berita pilihan langsung di ponselmu!
Gabung sekarang di WhatsApp Channel resmi Cahayaborneo.com:
https://whatsapp.com/channel/0029VaeJ8yD6GcGMHjr5Fk0D
Pastikan WhatsApp sudah terinstal, ya!