SAMARINDA – Anggota Komisi I DPRD Kalimantan Timur, La Ode Nasir, menyoroti rendahnya perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan guru Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA). Menurutnya, kontribusi mereka dalam membentuk karakter generasi muda selama ini belum diimbangi dengan dukungan kebijakan yang memadai.
“Peran guru TPA itu sangat mendasar, tapi kesejahteraan mereka sering kali diabaikan. Ini perlu segera dibenahi,” kata La Ode, Senin, (26/5/2025).
La Ode menilai, banyak guru TPA yang bekerja dengan penuh keikhlasan namun hanya mengandalkan sumbangan masyarakat atau honor tak layak. Kondisi ini, katanya, mencerminkan ketimpangan dalam perhatian terhadap pendidikan berbasis keagamaan.
“Yang mereka ajarkan bukan sekadar ilmu, tapi nilai. Sayangnya, dedikasi ini belum diikuti dengan jaminan kesejahteraan,” ujarnya.
Ia mendorong pemerintah provinsi mengalokasikan anggaran khusus dari APBD atau menciptakan skema insentif dalam program bantuan keagamaan. “Sudah saatnya ada intervensi kebijakan yang konkret, bukan hanya simbolis,” kata politisi Partai Gerindra itu.
Menurutnya, pemetaan jumlah guru TPA, pendataan kebutuhan, dan skema insentif berkelanjutan harus menjadi langkah awal reformasi kebijakan. “Kalau guru umum bisa mendapat tunjangan, kenapa guru TPA tidak?” tutupnya. (ADV/CB/QLA)
Penulis : QLA
Editor : Nanabq
Dapatkan breaking news dan berita pilihan langsung di ponselmu!
Gabung sekarang di WhatsApp Channel resmi Cahayaborneo.com:
https://whatsapp.com/channel/0029VaeJ8yD6GcGMHjr5Fk0D
Pastikan WhatsApp sudah terinstal, ya!