SAMARINDA – Puluhan tahun setelah resmi dimekarkan, Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) masih terjebak dalam keterisolasian. Infrastruktur jalan belum memadai, layanan kesehatan minim, listrik tak stabil, hingga pendidikan tinggi yang nyaris tak terjangkau. Masyarakat gelisah, kali ini lewat Forum Masyarakat Peduli Mahulu yang mengadu langsung ke DPRD Kalimantan Timur, Rabu (28/5/2025).
“Banyak jalan antardesa masih berupa tanah merah yang berubah jadi lumpur saat hujan. Akses ke pusat kabupaten pun tidak selalu bisa ditempuh,” kata Awen, tokoh lokal yang memimpin forum tersebut.
Menurut Awen, Mahulu belum memiliki rumah sakit umum, sementara puskesmas yang ada sering kekurangan tenaga medis. “Bagaimana kami bisa bicara soal pelayanan dasar, kalau puskesmas saja tidak selalu ada dokter atau perawat?” ujarnya.
Persoalan lain datang dari dunia pendidikan. Fasilitas tingkat SMA terbatas, dan tak sedikit pelajar yang terpaksa merantau ke luar daerah. “Banyak keluarga yang akhirnya tak sanggup. Anak-anak mereka harus putus sekolah,” ucapnya.
Di sektor energi, Awen menyebut listrik di Mahulu hanya tersedia di jam-jam tertentu, dan pemadaman masih sering terjadi. Di wilayah perbatasan, kondisi lebih mengenaskan: warga bahkan menggunakan mata uang asing untuk bertransaksi karena distribusi logistik dari wilayah Indonesia sendiri tak menentu.
Menanggapi keluhan tersebut, Ketua DPRD Kaltim, Hasanuddin Mas’ud, mengaku prihatin. Ia menyebut Mahulu sebagai daerah dengan tantangan pembangunan paling kompleks di Kalimantan Timur.
“Wilayah Mahulu memang kecil dari segi luas, tapi tingkat keterpencilannya sangat tinggi. Jalan beraspal masih sangat minim dibandingkan total panjang jalan yang ada,” ujarnya.
Hasanuddin menyoroti ketimpangan dalam distribusi manfaat ekonomi. Meski Mahulu memiliki potensi besar di sektor tambang dan perkebunan, peluang kerja untuk masyarakat lokal tetap minim. “Perusahaan besar masih mendominasi. Tenaga kerja lokal tidak terserap secara optimal,” katanya.
Ia berjanji akan memfasilitasi pertemuan antara warga Mahulu dan Gubernur Kaltim, Rudy Mas’ud. “Kami tidak ingin keluhan ini hanya jadi catatan rapat. Harus ada langkah nyata. Ini soal keadilan pembangunan di wilayah perbatasan,” ujar politikus Golkar itu.
Hasanuddin menutup pertemuan dengan komitmen untuk terus mengawal proses advokasi pembangunan Mahulu. “Akan kami pastikan, Mahulu tidak dibiarkan terus-menerus tertinggal,” ucapnya. (ADV/CB/QLA)
Penulis : QLA
Editor : Nanabq
Dapatkan breaking news dan berita pilihan langsung di ponselmu!
Gabung sekarang di WhatsApp Channel resmi Cahayaborneo.com:
https://whatsapp.com/channel/0029VaeJ8yD6GcGMHjr5Fk0D
Pastikan WhatsApp sudah terinstal, ya!