Menu

Mode Gelap
Basuki Hadimuljono dan Jess Dutton Bahas Kolaborasi Infrastruktur Berkelanjutan untuk Ibu Kota Nusantara PUPR PPU Terkendala Pembangunan Infrastruktur di Wilayah Dekat IKN Jaga Kelestarian Lingkungan Lewat Penanaman Pohon di KIPP IKN Delegasi Sabah Kunjungi Ibu Kota Nusantara, Eksplorasi Potensi Investasi dan Kerja Sama Otorita IKN Terima Kunjungan Delegasi Pengusaha Rusia, Bahas Peluang Kerja Sama Pembangunan IKN PPU Hadapi Tantangan Ketenagakerjaan, Dorong Peningkatan Kapasitas

Advertorial DPRD Kaltim

Syarifatul Syadiah Dorong Sinkronisasi Program Antar Lembaga di Tengah Tekanan Fiskal Kaltim

badge-check


					Foto: Anggota Komisi III DPRD Kaltim, Syarifatul Syadiah. (dok. IST) Perbesar

Foto: Anggota Komisi III DPRD Kaltim, Syarifatul Syadiah. (dok. IST)

SAMARINDA – Fragmentasi perencanaan pembangunan antarwilayah dan instansi pemerintahan masih menjadi persoalan mendasar di Kalimantan Timur. Di tengah tekanan fiskal yang diperkirakan turun dari Rp 21 triliun menjadi Rp 18 triliun, Anggota DPRD Kaltim, Syarifatul Syadiah, menekankan pentingnya penyelarasan program lintas lembaga agar anggaran terbatas bisa berdampak maksimal.

“Pola pembangunan kita saat ini masih banyak yang tidak terintegrasi. Padahal kalau rapat koordinasi digelar rutin sejak tahap perencanaan, potensi tumpang tindih bisa dihindari,” ujar Syarifatul, legislator dari daerah pemilihan Berau, Kutai Timur, dan Bontang, Jumat (6/6/2025).

Ia menilai forum komunikasi antara Gubernur, Bappeda, Sekretaris Daerah, DPRD, dan kepala daerah kabupaten/kota perlu dijadikan agenda tetap dalam siklus perencanaan dan penganggaran daerah.

“Kita bicara efisiensi anggaran, bukan hanya serapan. Ketika fiskal menurun, penyelarasan program bukan lagi pilihan, tapi keharusan,” tegas anggota Komisi III DPRD Kaltim yang juga menjabat Bendahara Fraksi Golkar itu.

Syarifatul juga mengingatkan pentingnya partisipasi sektor swasta dalam menyukseskan program-program prioritas Pemprov Kaltim seperti Gratis Pol dan Jos Pol. Menurutnya, tanpa kolaborasi multipihak, program unggulan hanya akan menjadi proyek simbolik.

“Keberhasilan pembangunan adalah tanggung jawab bersama. Swasta harus ikut ambil bagian, tidak cukup hanya mengandalkan dana publik,” katanya.

Dalam situasi anggaran yang kian ketat, pendekatan integratif dan kolaboratif, menurut dia, menjadi strategi paling realistis untuk memastikan pembangunan tetap berjalan efektif, merata, dan berdampak luas bagi masyarakat. (ADV/CB/QLA)

Penulis : QLA

Editor : Nanabq

Dapatkan breaking news dan berita pilihan langsung di ponselmu!
Gabung sekarang di WhatsApp Channel resmi Cahayaborneo.com:
https://whatsapp.com/channel/0029VaeJ8yD6GcGMHjr5Fk0D
Pastikan WhatsApp sudah terinstal, ya!

 

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Baca Lainnya

Dua Dekade Lahan Bendungan Marangkayu Tak Bertuan, DPRD Kaltim Desak Mediasi Agraria

17 Juni 2025 - 19:45 WITA

Kinerja Perusda Kaltim Dinilai Belum Maksimal, DPRD Dorong Evaluasi dan Perbaikan Manajemen

16 Juni 2025 - 19:59 WITA

Layanan Kesehatan Gratis Pemprov Kaltim: Ribuan Warga Pedalaman Belum Tahu Haknya

12 Juni 2025 - 19:57 WITA

HGB Mall Lembuswana Segera Habis, DPRD Kaltim Dorong Evaluasi Total Aset Publik

11 Juni 2025 - 19:55 WITA

Krisis SDM Hambat Potensi Pertanian Kaltim

11 Juni 2025 - 19:50 WITA

Trending di Advertorial DPRD Kaltim