Menu

Mode Gelap
Basuki Hadimuljono dan Jess Dutton Bahas Kolaborasi Infrastruktur Berkelanjutan untuk Ibu Kota Nusantara PUPR PPU Terkendala Pembangunan Infrastruktur di Wilayah Dekat IKN Jaga Kelestarian Lingkungan Lewat Penanaman Pohon di KIPP IKN Delegasi Sabah Kunjungi Ibu Kota Nusantara, Eksplorasi Potensi Investasi dan Kerja Sama Otorita IKN Terima Kunjungan Delegasi Pengusaha Rusia, Bahas Peluang Kerja Sama Pembangunan IKN PPU Hadapi Tantangan Ketenagakerjaan, Dorong Peningkatan Kapasitas

Advertorial DPRD Kaltim

Kebakaran Big Mall Samarinda, DPRD Soroti Gagalnya Sistem Pengawasan Keselamatan Publik

badge-check


					Foto: Anggota Komisi II DPRD Kalimantan Timur, Sigit Wibowo. (CahayaBorneo/QLA) Perbesar

Foto: Anggota Komisi II DPRD Kalimantan Timur, Sigit Wibowo. (CahayaBorneo/QLA)

SAMARINDA – Kebakaran yang melanda Big Mall Samarinda bukan hanya soal api dan kepulan asap. Peristiwa itu membuka tabir lemahnya pengawasan keselamatan publik di pusat-pusat keramaian Benua Etam.

Anggota Komisi II DPRD Kalimantan Timur, Sigit Wibowo, menyebut insiden ini sebagai bukti nyata kegagalan sistemik dalam tata kelola izin dan pengawasan gedung-gedung publik. Ia menekankan, tanggung jawab tidak bisa sepenuhnya dibebankan pada pengelola mall.

“Ketika izin keluar dari pemerintah kota, maka fungsi pengawasan juga melekat. Tidak bisa hanya menuding manajemen, sementara pengawasan oleh otoritas justru longgar,” ujar politisi PAN itu saat ditemui di Gedung DPRD Kaltim, Jumat, 13 Juni 2025.

Menurut Sigit, Big Mall saat ini telah menjelma menjadi episentrum ekonomi baru Samarinda, menggantikan dominasi lama seperti Plaza Mulia atau Lembuswana. Kebakaran yang memaksa penutupan sementara operasional mall dinilainya berdampak besar terhadap rantai ekonomi lokal.

“Ini bukan sekadar kehilangan aset. Ada ratusan pelaku UMKM, ribuan pekerja, dan ekosistem ekonomi informal yang ikut terpukul. Kita harus berhenti melihat mall sebagai bisnis elite semata, karena dampaknya merata ke bawah,” katanya.

Namun yang lebih dikhawatirkan Sigit adalah potensi kejadian serupa di gedung-gedung publik lainnya. Ia mendorong pemerintah melakukan audit keselamatan menyeluruh terhadap infrastruktur publik di Samarinda, dan tak hanya reaktif setelah terjadi musibah.

“Berapa sekolah, rumah sakit, hotel, dan perkantoran yang pernah diaudit sistem keamanannya dalam lima tahun terakhir? Saya rasa sangat minim. Ini soal nyawa, bukan soal papan reklame,” tegasnya.

Ia pun meminta agar koordinasi lintas pemerintahan, baik kota maupun provinsi, diperkuat. Menurutnya, pengawasan teknis tidak boleh berhenti di meja dinas kota semata, tapi harus melibatkan perangkat provinsi dan bahkan independensi pihak ketiga.

“Selama ini kita sibuk soal IMB, tapi lalai soal SOP kebakaran, sistem evakuasi, kelayakan instalasi listrik. Kalau sistemnya tidak berubah, Big Mall bukan yang terakhir,” ujar Sigit.

Ia berharap insiden ini menjadi titik balik pemerintah daerah untuk menata ulang sistem perizinan dan pengawasan keselamatan bangunan. “Musibah itu peringatan, tapi jangan sampai jadi pengingat tahunan,” pungkasnya. (ADV/CB/QLA)

 

Penulis : QLA

Editor : Nanabq

Dapatkan breaking news dan berita pilihan langsung di ponselmu!
Gabung sekarang di WhatsApp Channel resmi Cahayaborneo.com:
https://whatsapp.com/channel/0029VaeJ8yD6GcGMHjr5Fk0D
Pastikan WhatsApp sudah terinstal, ya!

 

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Baca Lainnya

H Baba Dorong Generasi Muda Kaltim Seimbangkan Karier Digital dan Pendidikan

20 Agustus 2025 - 00:31 WITA

DPRD Kaltim Minta BPJS dan Pemda Benahi Layanan JKN, Akibat Cakupan UHC Menurun

15 Agustus 2025 - 21:34 WITA

Agusriansyah Ridwan Dorong Generasi Muda Kaltim Meneladani Nilai Luhur Pemuda Pendahulu

15 Agustus 2025 - 00:18 WITA

Wakil Ketua DPRD Kaltim Tegaskan Pentingnya Kolaborasi Tangani Narkoba demi Pembangunan SDM

14 Agustus 2025 - 16:19 WITA

Damayanti: Jangan Biarkan Anak Muda Terkubur dalam Gawai

13 Agustus 2025 - 16:52 WITA

Trending di Advertorial DPRD Kaltim