Menu

Mode Gelap
Basuki Hadimuljono dan Jess Dutton Bahas Kolaborasi Infrastruktur Berkelanjutan untuk Ibu Kota Nusantara PUPR PPU Terkendala Pembangunan Infrastruktur di Wilayah Dekat IKN Jaga Kelestarian Lingkungan Lewat Penanaman Pohon di KIPP IKN Delegasi Sabah Kunjungi Ibu Kota Nusantara, Eksplorasi Potensi Investasi dan Kerja Sama Otorita IKN Terima Kunjungan Delegasi Pengusaha Rusia, Bahas Peluang Kerja Sama Pembangunan IKN PPU Hadapi Tantangan Ketenagakerjaan, Dorong Peningkatan Kapasitas

Advertorial DPRD Kaltim

Damayanti: Jangan Biarkan Anak Muda Terkubur dalam Gawai

badge-check


					Foto: Anggota DPRD Kalimantan Timur, Damayanti. (CahayaBorneo/QLA) Perbesar

Foto: Anggota DPRD Kalimantan Timur, Damayanti. (CahayaBorneo/QLA)

SAMARINDA – Waktu mengalir deras lewat layar ponsel. Notifikasi bersahutan, algoritma terus menggiring perhatian. Dalam kenyamanan rebahan dan guliran TikTok, generasi muda Kalimantan Timur—dan Indonesia pada umumnya—perlahan terjebak dalam ruang yang sempit: dunia digital yang pasif.

Anggota DPRD Kalimantan Timur, Damayanti, melontarkan kritik tajam terhadap fenomena tersebut. Ia menyebut generasi muda saat ini tengah menghadapi krisis orientasi akibat ketergantungan pada gawai.

“Berjam-jam menatap TikTok sambil rebahan di kamar sempit, lalu berharap sukses datang mengetuk pintu? Dunia nyata tak seindah algoritma,” ujar Damayanti, Jumat, 14 Juni 2025.

Menurut politisi perempuan itu, kemajuan teknologi digital memang tak terhindarkan. Namun, ia mengingatkan bahwa teknologi semestinya menjadi alat untuk berkembang, bukan jebakan yang mengikis daya pikir dan semangat berkarya.

“Kita butuh anak muda yang mampu membaca zaman, bukan hanya menggulirkan layar. Yang bisa berpikir kritis, bukan sekadar ikut tren,” ujarnya.

Damayanti menyebutkan, generasi muda saat ini memiliki akses luas terhadap informasi, tapi justru minim refleksi dan aksi. Ia mengajak anak muda untuk tidak larut menjadi konsumen pasif konten, tetapi mulai bergerak menciptakan perubahan.

“Pertanyaannya sederhana: kalian sedang membentuk masa depan, atau hanya jadi penonton dalam hidup kalian sendiri?” ucapnya.

Ia pun menyodorkan tantangan agar generasi muda mulai aktif membaca, berdiskusi, dan menciptakan solusi atas persoalan di sekitarnya. Menurutnya, karakter pemimpin tak dibangun dalam semalam, apalagi hanya lewat konten hiburan di media sosial.

“Mau jadi pemimpin? Mulai dari sekarang. Sepuluh tahun lagi, merekalah yang akan memimpin daerah ini. Pola hidup pasif hari ini akan jadi beban besar di masa depan,” katanya.

Di tengah derasnya arus digitalisasi, Damayanti berharap ada pergeseran cara pandang. Bukan anti-teknologi, melainkan bagaimana generasi muda mampu menaklukkan teknologi, bukan dikendalikan olehnya.

“Teknologi itu peluang, tapi kalau tak punya arah, ia akan menghapus potensi. Anak muda harus bangkit, berpikir, dan bergerak,” pungkasnya. (CB/QLA)

Penulis : QLA

Editor   : Nanabq

Dapatkan breaking news dan berita pilihan langsung di ponselmu!
Gabung sekarang di WhatsApp Channel resmi Cahayaborneo.com:
https://whatsapp.com/channel/0029VaeJ8yD6GcGMHjr5Fk0D
Pastikan WhatsApp sudah terinstal, ya!

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Baca Lainnya

Upacara Detik-Detik Proklamasi HUT ke-80 RI di Samarinda Berjalan Khidmat

17 Agustus 2025 - 21:21 WITA

Gelar Penguatan Demokrasi Daerah, Anggota DPRD Kaltim Tekankan Hubungan Politik dan Kesejahteraan

1 Agustus 2025 - 16:56 WITA

Bongkar Korupsi Pengelolaan Aset BUMD Kutim, Kejati Kaltim Tetapkan MSN sebagai Tersangka 

31 Juli 2025 - 23:44 WITA

Menggeris: Mewujudkan Keindahan Kayu Kalimantan dalam Produk Eksklusif dan Berkelas Dunia

28 Juli 2025 - 13:19 WITA

Baharuddin Muin Ajak Warga Hidupkan Nilai Pancasila dan Wawasan Kebangsaan Lewat Sosialisasi Perda

27 Juli 2025 - 17:02 WITA

Trending di Advertorial DPRD Kaltim