Menu

Mode Gelap
Basuki Hadimuljono dan Jess Dutton Bahas Kolaborasi Infrastruktur Berkelanjutan untuk Ibu Kota Nusantara PUPR PPU Terkendala Pembangunan Infrastruktur di Wilayah Dekat IKN Jaga Kelestarian Lingkungan Lewat Penanaman Pohon di KIPP IKN Delegasi Sabah Kunjungi Ibu Kota Nusantara, Eksplorasi Potensi Investasi dan Kerja Sama Otorita IKN Terima Kunjungan Delegasi Pengusaha Rusia, Bahas Peluang Kerja Sama Pembangunan IKN PPU Hadapi Tantangan Ketenagakerjaan, Dorong Peningkatan Kapasitas

Advertorial DPRD Kaltim

Nanda Moeis: Swasembada Tak Akan Tercapai tanpa Petani Milenial

badge-check


					Foto: Wakil Ketua DPRD Kalimantan Timur, Ananda Emira Moeis. (CahayaBorneo/QLA) Perbesar

Foto: Wakil Ketua DPRD Kalimantan Timur, Ananda Emira Moeis. (CahayaBorneo/QLA)

SAMARINDA – Kaltim boleh saja membanggakan hamparan lahannya yang subur. Tapi pertanyaan besarnya tetap menggantung di udara: siapa yang akan mengolahnya?

Wakil Ketua DPRD Kalimantan Timur, Ananda Emira Moeis, menyoroti tantangan fundamental di balik ambisi swasembada pangan Benua Etam. Bagi politisi yang akrab disapa Nanda itu, ketersediaan lahan hanyalah satu sisi dari koin. Sisi lainnya—dan sering diabaikan—adalah ketersediaan petani, terutama dari generasi muda.

“Kita punya lahan subur di Paser, Kukar, dan Kutim. Tapi siapa yang akan menggarapnya jika anak-anak muda tidak lagi tertarik pada dunia pertanian?” kata Nanda, akhir pekan lalu.

Ia mengingatkan bahwa sektor pertanian tidak cukup hanya didorong dengan program bantuan benih atau pupuk. Yang lebih mendesak, menurut Nanda, adalah membangun ekosistem pertanian yang relevan dengan zaman—yakni modern, berbasis teknologi, dan mampu memberi nilai tambah.

“Swasembada tidak bisa tercapai jika sektor pertanian masih dianggap tidak menguntungkan dan ketinggalan zaman,” ujarnya.

Dalam pandangannya, regenerasi petani adalah isu krusial. Jika tidak disiapkan sejak sekarang, Kaltim bisa saja memiliki lahan tidur yang luas, tapi tanpa tangan yang mengolah. Ia mencontohkan, pemanfaatan teknologi seperti soil meter untuk mengukur kesuburan tanah bisa menjadi langkah awal membangun pertanian presisi. Tapi teknologi hanyalah alat, jika manusianya tak siap, semuanya akan mandek.

“Petani milenial itu tidak hanya bekerja di sawah, tapi juga bisa jadi inovator yang memadukan pertanian dengan kecanggihan teknologi,” ucap politisi PDI Perjuangan tersebut.

Nanda mendorong agar pemerintah mulai menyusun peta lahan prioritas yang bisa langsung diintegrasikan dengan program pertanian berbasis digital. Namun, menurutnya, yang tak kalah penting adalah kampanye positif soal pertanian di kalangan muda. “Pertanian harus tampil sebagai sektor yang keren dan menjanjikan,” katanya.

Menurutnya, jalan menuju swasembada pangan bukan semata urusan tanam dan panen, tapi juga keberanian untuk mengubah wajah pertanian secara menyeluruh.

“Jika kita bisa menjadikan pertanian sebagai sektor yang menarik dan menjanjikan masa depan, saya yakin target swasembada bukan hal yang mustahil,” pungkasnya. (ADV/CB/QLA)

Penulis : QLA

Editor   : Nanabq

Dapatkan breaking news dan berita pilihan langsung di ponselmu!
Gabung sekarang di WhatsApp Channel resmi Cahayaborneo.com:
https://whatsapp.com/channel/0029VaeJ8yD6GcGMHjr5Fk0D
Pastikan WhatsApp sudah terinstal, ya!

 

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Baca Lainnya

Upacara Detik-Detik Proklamasi HUT ke-80 RI di Samarinda Berjalan Khidmat

17 Agustus 2025 - 21:21 WITA

Gelar Penguatan Demokrasi Daerah, Anggota DPRD Kaltim Tekankan Hubungan Politik dan Kesejahteraan

1 Agustus 2025 - 16:56 WITA

Bongkar Korupsi Pengelolaan Aset BUMD Kutim, Kejati Kaltim Tetapkan MSN sebagai Tersangka 

31 Juli 2025 - 23:44 WITA

Menggeris: Mewujudkan Keindahan Kayu Kalimantan dalam Produk Eksklusif dan Berkelas Dunia

28 Juli 2025 - 13:19 WITA

Baharuddin Muin Ajak Warga Hidupkan Nilai Pancasila dan Wawasan Kebangsaan Lewat Sosialisasi Perda

27 Juli 2025 - 17:02 WITA

Trending di Advertorial DPRD Kaltim