PENAJAM– Di tengah upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Penajam Paser Utara (PPU) mengejar target pendapatan daerah, sebuah kejutan besar datang dari sektor pertambangan. Pajak mineral dan batubara (minerba) menunjukkan lonjakan yang fenomenal,
Melampaui target hingga 423 persen pada semester pertama tahun 2025. Fenomena ini menjadi penopang utama realisasi pajak daerah di tengah kinerja sektor lain yang masih bervariasi.
Secara keseluruhan, Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) PPU berhasil mengumpulkan pajak daerah sebesar Rp38,6 miliar hingga Juni 2025. Angka ini merupakan 42 persen dari total target yang dicanangkan sebesar Rp92 miliar untuk tahun ini.
Meskipun perjalanan menuju target akhir masih panjang, ledakan dari sektor minerba memberikan angin segar dan optimisme bagi kesehatan fiskal daerah yang menjadi penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN) ini.
Kepala Bapenda PPU, Hadi Saputro, membeberkan data impresif tersebut. Sektor pajak minerba, yang semula hanya ditargetkan menyumbang Rp825 juta sepanjang tahun, secara tak terduga berhasil meraup pendapatan hingga Rp3,49 miliar hanya dalam enam bulan.
“Realisasi pajak minerba dari Januari sampai Juni ini mencapai 423 persen, sebuah pencapaian yang luar biasa,” ungkapnya Kamis (26/6/2025).
Kinerja positif tidak hanya datang dari sektor tambang. Beberapa pos pajak lain juga menunjukkan tren yang menggembirakan dan menjadi tulang punggung pendapatan. Di antaranya adalah Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang realisasinya cukup tinggi, mencapai Rp7,59 miliar atau 63 persen dari target tahunan Rp12 miliar. Ini mengindikasikan tingkat kepatuhan dan kesadaran masyarakat yang semakin membaik dalam membayar kewajiban pajaknya.
Selain PBB, sektor Pajak Barang dan Jasa Tertentu (PBJT) juga turut memberikan kontribusi signifikan. Pajak atas tenaga listrik tercatat menyumbang Rp6,57 miliar atau 60 persen dari target Rp11 miliar. Sementara itu, pajak dari sektor makanan dan minuman juga menunjukkan performa solid dengan realisasi Rp2,044 miliar atau 58 persen dari target yang ditetapkan sebesar Rp3,5 miliar, menandakan geliat ekonomi konsumsi di masyarakat.
Namun, di tengah berbagai capaian positif tersebut, sektor pajak kendaraan bermotor masih menjadi tantangan tersendiri bagi Bapenda PPU. Realisasi Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) baru mencapai Rp9,35 miliar atau 34 persen dari target ambisius Rp27,6 miliar.
“Kondisi serupa juga terjadi pada Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) yang baru terealisasi 27 persen, atau sekitar Rp5,48 miliar dari target Rp20,65 miliar,” ujarnya.
Dengan kondisi ini, Pemerintah Kabupaten PPU kini memiliki dua fokus utama. Pertama, memaksimalkan potensi luar biasa dari sektor minerba yang sedang booming sebagai sumber daya utama pembangunan. Kedua, menyusun strategi untuk menggenjot pendapatan dari sektor pajak kendaraan yang masih tertinggal.
“Keberhasilan ini menyeimbangkan kedua hal ini akan menjadi kunci tercapainya target Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp211 miliar pada akhir tahun 2025 mendatang,” imbuhnya. (ADV/CB/AJI)
Reporter : Aji Yudha
Editor : Nanabq
Dapatkan breaking news dan berita pilihan langsung di ponselmu!
Gabung sekarang di WhatsApp Channel resmi Cahayaborneo.com:
https://whatsapp.com/channel/0029VaeJ8yD6GcGMHjr5Fk0D
Pastikan WhatsApp sudah terinstal, ya!