PENAJAM – Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) mengungkapkan bahwa lebih dari separuh potensi lahan tambak di wilayahnya, atau sekitar 5.294 hektare dari total 9.500 hektare, saat ini berada dalam kondisi tidak produktif. Kondisi ini mendorong Diskan PPU untuk segera melakukan pemetaan ulang guna mengidentifikasi masalah dan merumuskan solusi.
Kepala Bidang Perikanan Budidaya dan Lingkungan Diskan PPU, Musakkar Mulyadi, menjelaskan berbagai faktor penyebab terbengkalainya tambak-tambak tersebut.
“Banyak tambak yang ditinggalkan pemiliknya karena tidak lagi menguntungkan, ditambah lagi dengan kerusakan infrastruktur seperti tanggul jebol, abrasi, dan tingginya biaya operasional yang memberatkan masyarakat menjadi pemicu utama,” ujarnya pada Selasa (15/7/2025).
Lahan tambak tidak produktif ini tersebar di empat kecamatan pesisir PPU, yaitu Babulu, Waru, Penajam, dan Sepaku. Meskipun demikian, Musakkar menilai bahwa area ini masih memiliki potensi ekonomi yang besar jika dikelola kembali secara optimal.
Sebagai respons, Diskan PPU telah memulai upaya pemetaan ulang secara menyeluruh, mencakup tambak yang masih aktif maupun yang tidak. Hasil pemetaan ini akan menjadi landasan bagi penyusunan program rehabilitasi dan pemberian bantuan bertahap kepada masyarakat pembudidaya.
“Kami tidak bisa menargetkan langsung berapa hektare yang akan direhabilitasi tahun ini, karena semua disesuaikan dengan kemampuan anggaran,” jelasnya.
Namun, ia menegaskan bahwa langkah perbaikan telah dimulai. Pihak Diskan PPU juga telah melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan DPRD PPU untuk membahas persoalan sektor perikanan ini. (ADV/CB/AJI)
Reporter : Aji Yudha
Editor : Nanabq
Dapatkan breaking news dan berita pilihan langsung di ponselmu!
Gabung sekarang di WhatsApp Channel resmi Cahayaborneo.com:
https://whatsapp.com/channel/0029VaeJ8yD6GcGMHjr5Fk0D
Pastikan WhatsApp sudah terinstal, ya!