PENAJAM – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) secara aktif mengajak seluruh institusi pendidikan di wilayahnya untuk berpartisipasi lebih jauh dalam Program Adiwiyata.
Inisiatif ini bertujuan kuat untuk menanamkan dan memperkuat budaya peduli lingkungan di kalangan pelajar serta seluruh warga sekolah, menjadikannya bagian integral dari sistem pendidikan.
Kepala DLH PPU, Safwana, mengungkapkan bahwa saat ini, dari total keseluruhan sekolah di Kabupaten Penajam Paser Utara, baru 58 di antaranya yang berhasil menyandang predikat Adiwiyata. Sekolah-sekolah ini telah meraih pengakuan di berbagai tingkatan, mulai dari kabupaten, provinsi, nasional, hingga predikat mandiri.
“Jumlah tersebut masih tergolong sedikit jika dibandingkan dengan total keseluruhan sekolah yang ada di Benuo Taka. Kami terus mendorong agar semakin banyak sekolah yang termotivasi untuk berpartisipasi dalam program strategis ini,” ujarnya pada Selasa (15/7/2025).
Ia menjelaskan bahwa Program Adiwiyata adalah kebijakan nasional yang digagas oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Program ini berfokus pada pembentukan sekolah yang tidak hanya bersih secara fisik, melainkan juga memiliki budaya dan perilaku yang secara konsisten ramah lingkungan.
“Ini mencakup segala aspek, mulai dari pengelolaan sumber daya hingga pembentukan karakter siswa yang berwawasan lingkungan,” terangnya.
Sebagai bentuk komitmen dan dukungan, DLH PPU secara rutin menyelenggarakan sosialisasi intensif dan memberikan pendampingan teknis yang berkelanjutan kepada pihak sekolah.
Meski demikian, Safwana menekankan bahwa kesiapan internal dan inisiatif dari masing-masing sekolah menjadi faktor penentu utama dalam mencapai status Adiwiyata. Dukungan eksternal hanyalah pemicu, sementara implementasi ada di tangan sekolah itu sendiri.
Lebih lanjut, Safwana memaparkan bahwa penerapan enam aspek Perilaku Ramah Lingkungan Hidup (PRLH) merupakan indikator utama penilaian. Namun, yang jauh lebih krusial adalah komitmen kolektif seluruh warga sekolah, yang mencakup kepala sekolah, guru, siswa, hingga komite sekolah dan masyarakat sekitar. Tanpa sinergi dari semua elemen ini, pencapaian Adiwiyata akan sulit terwujud.
Enam aspek PRLH yang menjadi fokus utama dalam program ini meliputi pengelolaan sampah yang berpedoman pada prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle), konservasi air dan energi secara efektif, pengembangan inovasi terkait lingkungan, kegiatan penanaman dan pemeliharaan tanaman, menjaga kebersihan lingkungan secara menyeluruh, serta pemeliharaan sarana sanitasi dan drainase yang memadai.
“Semua aspek ini nantinya dirancang untuk menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif bagi pembentukan karakter peduli lingkungan,” jelasnya.
Safwana berharap, keterlibatan aktif sekolah dalam program Adiwiyata ini tidak hanya sekadar mengejar penghargaan, melainkan menjadi bagian integral dari transformasi pendidikan yang berkelanjutan.
“Jika setiap sekolah berhasil meraih predikat Adiwiyata, itu bukan hanya sekadar sebuah prestasi. Lebih dari itu, ini adalah bagian esensial dari pembentukan karakter peduli lingkungan bagi generasi penerus kita, yang akan menjadi agen perubahan di masa depan,” pungkasnya. (ADV/CB/AJI)
Reporter : Aji Yudha
Editor : Nanabq
Dapatkan breaking news dan berita pilihan langsung di ponselmu!
Gabung sekarang di WhatsApp Channel resmi Cahayaborneo.com:
https://whatsapp.com/channel/0029VaeJ8yD6GcGMHjr5Fk0D
Pastikan WhatsApp sudah terinstal, ya!