Menu

Mode Gelap
Basuki Hadimuljono dan Jess Dutton Bahas Kolaborasi Infrastruktur Berkelanjutan untuk Ibu Kota Nusantara PUPR PPU Terkendala Pembangunan Infrastruktur di Wilayah Dekat IKN Jaga Kelestarian Lingkungan Lewat Penanaman Pohon di KIPP IKN Delegasi Sabah Kunjungi Ibu Kota Nusantara, Eksplorasi Potensi Investasi dan Kerja Sama Otorita IKN Terima Kunjungan Delegasi Pengusaha Rusia, Bahas Peluang Kerja Sama Pembangunan IKN PPU Hadapi Tantangan Ketenagakerjaan, Dorong Peningkatan Kapasitas

IBU KOTA NUSANTARA

Otorita IKN dan BRIN Kolaborasi Kaji Penamaan Rupa Bumi untuk Wujudkan Identitas Nusantara

badge-check


					Foto: Pertemuan Otorita IKN dan BRIN di KIPP Nusantara membahas kajian ilmiah untuk memperkuat tata ruang dan identitas Ibu Kota Nusantara. (Dok. Humas OIKN) Perbesar

Foto: Pertemuan Otorita IKN dan BRIN di KIPP Nusantara membahas kajian ilmiah untuk memperkuat tata ruang dan identitas Ibu Kota Nusantara. (Dok. Humas OIKN)

NUSANTARA — Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) menggelar pertemuan dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Kantor Balai Kota Otorita IKN, Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Nusantara, Rabu (15/10/2025). Pertemuan ini menjadi momentum penting dalam mewujudkan kolaborasi kajian penamaan rupa bumi (toponimi) di kawasan Nusantara, meliputi jalan, embung, hingga gedung perkantoran dan pemerintahan.

Kegiatan ini dihadiri tujuh peneliti BRIN lintas bidang keilmuan. Salah satunya memaparkan rencana kerja sama pengembangan Social Early Warning System (SEWS) untuk mendeteksi potensi konflik sosial di wilayah IKN. Kolaborasi tersebut akan dilaksanakan melalui dua tahap, mencakup riset lapangan dan penyusunan peta toponimi sesuai dengan titik lokasi yang terdapat di kawasan Nusantara.

Lebih lanjut, Kepala Otorita IKN, Basuki Hadimuljono, menegaskan bahwa kerja sama dengan BRIN merupakan langkah strategis untuk memperkuat fondasi tata ruang dan tata sosial IKN menuju Ibu Kota Politik pada tahun 2028.

Toponimi ini akan sangat diperlukan. Kami siap berkontribusi dengan apa saja yang BRIN butuhkan, dengan catatan kajian ini harus bisa dimanfaatkan secara nyata. Tidak hanya nama jalan saja, tetapi setiap kawasan Nusantara harus kita beri identitas,” ujar Basuki.

Basuki juga menargetkan agar hasil kajian toponimi dapat diselesaikan sebelum akhir tahun 2027. Sementara itu, Kepala Pusat Riset Geoinformatika BRIN, Prof. Dr. M. Rokhis Khomarudin, menjelaskan bahwa kajian ini tidak hanya berfokus pada penamaan geografis, tetapi juga pada penguatan dimensi sosial dan budaya dalam setiap unsur buatan tata kota.

“Kami perlu mendalami beberapa alternatif yang nanti akan kami usulkan, termasuk penamaan yang futuristik dan juga terkait, tidak hanya dengan warga lokal saja, tetapi juga dengan masukan dari para pendatang yang ada di kawasan IKN ini,” jelas Rokhis.

Sebagai bagian dari kegiatan, rombongan BRIN turut meninjau sejumlah infrastruktur penting, seperti embung, Bendungan Sepaku Semoi, dan Daerah Aliran Sungai (DAS) Sanggai. Selain untuk memetakan lokasi penamaan, kunjungan ini juga memastikan kesiapan infrastruktur dasar yang menjadi penopang kehidupan masyarakat di Nusantara.

Rokhis menanggapi bahwa riset sumber daya air yang dilakukan BRIN sebelumnya masih berbasis citra satelit, sehingga diperlukan observasi langsung di lapangan agar hasil kajian lebih akurat.

“Terkait hasil riset sebelumnya mengenai sumber daya air, sejauh ini informasinya masih berdasarkan citra satelit dan belum melalui kegiatan lapangan. Dengan kata lain, riset itu masih awal, sehingga kami perlu melakukan konfirmasi lebih dulu. Maka, dengan adanya tambahan data yang dilakukan BRIN di IKN ini, hasil riset sebelumnya akan semakin kuat.”

Lebih lanjut, peneliti yang berfokus pada bidang teknologi penginderaan jauh dan geomatika tersebut menyampaikan, “Jadi, prinsipnya garbage in, garbage out. Artinya, jika kita melakukan sebuah riset dengan data yang tidak valid, maka hasilnya pun tidak akan valid. Karena itu, dengan hadirnya para periset langsung ke lapangan, harapannya dapat melihat kondisi existing (sebenarnya) yang ada di IKN. Alhasil, kita akan mendapatkan data yang baik dengan hasil riset yang berkualitas.”

Rokhis turut mengapresiasi keberfungsian embung-embung yang ada di IKN, baik sebagai penampung air maupun penunjang kawasan perekonomian Nusantara, termasuk melalui penanaman kopi liberika di DAS Sanggai.

“Danau ini menjadi penting bagi ekonomi hijau, yang mana di sekelilingnya ternyata sudah ditanami tanaman kopi liberika. Terlebih lagi, saya mendengar sudah ada 54 embung yang dibangun di IKN, yang nantinya juga akan memenuhi kebutuhan air baku bagi kehidupan sehari-hari masyarakat Nusantara,” ungkap Rokhis.

Pertemuan ini menandai awal sinergi strategis antara Otorita IKN dan BRIN dalam menghadirkan basis data ilmiah yang kuat bagi pembangunan Nusantara — tidak hanya sebagai kota pemerintahan, tetapi juga sebagai pusat riset, inovasi, dan peradaban baru Indonesia. (CB/Rilis)

 

 

 

Sumber : Humas OIKN

Editor    : Nanabq

Dapatkan breaking news dan berita pilihan langsung di ponselmu!
Gabung sekarang di WhatsApp Channel resmi Cahayaborneo.com:
https://whatsapp.com/channel/0029VaeJ8yD6GcGMHjr5Fk0D
Pastikan WhatsApp sudah terinstal, ya!

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Baca Lainnya

Satgas IKN Tegas Berantas Tambang Ilegal di Bukit Tengkorak, Basuki Hadimuljono: Tak Ada Lagi Aktivitas Ilegal!

16 Oktober 2025 - 18:57 WITA

Satgas Amankan 4.000 Hektare Tambang Ilegal di Wilayah IKN

16 Oktober 2025 - 14:16 WITA

IKN Jadi Tuan Rumah Kalimantan Bike Week 2025: Simbol Kolaborasi dan Promosi Wisata Nusantara

14 Oktober 2025 - 13:39 WITA

Otorita IKN Ajak Masyarakat Hidup Sehat Lewat Program Cek Kesehatan Gratis

9 Oktober 2025 - 19:34 WITA

Otorita IKN dan Jimly School of Law and Government Kolaborasi Siapkan Pemerintahan Daerah Khusus di Nusantara

8 Oktober 2025 - 14:59 WITA

Trending di IBU KOTA NUSANTARA