Menu

Mode Gelap
Basuki Hadimuljono dan Jess Dutton Bahas Kolaborasi Infrastruktur Berkelanjutan untuk Ibu Kota Nusantara PUPR PPU Terkendala Pembangunan Infrastruktur di Wilayah Dekat IKN Jaga Kelestarian Lingkungan Lewat Penanaman Pohon di KIPP IKN Delegasi Sabah Kunjungi Ibu Kota Nusantara, Eksplorasi Potensi Investasi dan Kerja Sama Otorita IKN Terima Kunjungan Delegasi Pengusaha Rusia, Bahas Peluang Kerja Sama Pembangunan IKN PPU Hadapi Tantangan Ketenagakerjaan, Dorong Peningkatan Kapasitas

PENAJAM PASER UTARA

Mudyatomics Gerakkan Ekonomi Lokal PPU Lewat Program Makan Bergizi Gratis

badge-check


					Foto: Makan Bergizi Gratis (Dok. Humas PPU) Perbesar

Foto: Makan Bergizi Gratis (Dok. Humas PPU)

PENAJAM – Di tengah kebijakan efisiensi anggaran nasional saat ini, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) justru menunjukkan arah berbeda yang patut diapresiasi. Bupati Mudyat Noor berhasil menyalakan semangat baru lewat strategi inovatif yang kini dikenal dengan sebutan “Mudyatomics”, konsep pembangunan berbasis efisiensi cerdas, kemandirian, dan pemberdayaan ekonomi rakyat.

Salah satu bukti paling nyata dari penerapan strategi ini adalah peluncuran Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Mandiri, yang dirancang untuk memperkuat sumber daya manusia (SDM) sejak usia dini sekaligus menggerakkan ekonomi lokal di seluruh kecamatan di PPU.

Menariknya, semangat MBG Mandiri PPU berjalan seiring dengan arah kebijakan nasional. Program ini memperkuat SDM sejak dini melalui gizi seimbang dan pemberdayaan ekonomi lokal, sejalan dengan delapan prioritas nasional Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025, terutama poin tentang penguatan SDM dan pembangunan dari bawah.

“Inilah cara kami melengkapi kebijakan nasional dengan pendekatan daerah. Kita tidak menunggu bantuan, tapi bergerak mandiri,” ujar Bupati Mudyat Noor dalam satu kesempatan.

Program MBG Mandiri dilaksanakan secara otonom menggunakan APBD PPU, dengan dukungan Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Dikpora), serta komite sekolah dan kantin sebagai pelaksana utama.

Penyediaan menu dilakukan langsung di lingkungan sekolah, berbeda dengan program MBG yang dikelola Badan Gizi Nasional (BGN) melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

Selama 28 hari masa uji coba, program ini memastikan kualitas gizi anak tetap terjaga sekaligus menghidupkan rantai ekonomi di sekitar sekolah. Setiap porsi disubsidi Rp12.000, dengan rincian Rp10.000 untuk bahan makanan bergizi dan Rp2.000 untuk pajak. Meski sederhana, angka ini mampu menggerakkan banyak pihak — mulai dari petani lokal, pedagang pasar, hingga tenaga dapur sekolah.

“Program ini tidak hanya soal gizi, tapi juga ekonomi. Uang yang berputar tidak lari ke kontraktor besar, tetapi ke warung kecil, pasar lokal, dan dapur masyarakat,” jelas Mudyat Noor.

Program MBG Mandiri kini menyentuh 157 PAUD/TK, 108 SD, dan 36 SMP di empat kecamatan: Penajam, Waru, Babulu, dan Sepaku. Dari jumlah itu, 27 sekolah sudah diakomodasi oleh program nasional BGN, sedangkan sisanya dijalankan secara mandiri oleh Pemkab PPU.

Komite sekolah mengatur pengadaan bahan baku dari pasar setempat, sementara kantin sekolah menjadi pusat distribusi makanan bergizi. Hasilnya, aktivitas ekonomi baru tumbuh di sekitar sekolah, ladang petani kembali produktif, pedagang kecil ramai pembeli, dan dapur sekolah berdenyut dengan semangat gotong royong.

Inilah yang disebut masyarakat PPU sebagai “Mudyatomics Effect”: ekonomi rakyat bergerak, anak-anak sehat bergizi, dan rasa optimisme tumbuh kembali.

Bupati Mudyat Noor menilai, strategi ini adalah bentuk konkret penerjemahan prioritas nasional ke dalam konteks lokal.

“Pembangunan tidak harus dimulai dari proyek besar. Cukup dari piring anak-anak sekolah; kalau gizi dan semangat mereka tumbuh, maka masa depan daerah ikut tumbuh,” tuturnya.

Selain memperkuat gizi dan pendidikan, program ini juga menciptakan ekosistem ekonomi mikro yang mandiri — membuktikan bahwa efisiensi bukanlah hambatan, melainkan ruang untuk berinovasi.

Di tengah gelombang efisiensi fiskal nasional, PPU justru menunjukkan arah baru: efisiensi yang produktif.
Dengan komunikasi intensif bersama kementerian terkait seperti Kemenkeu, Kemendikbudristek, dan Kemenkes, Mudyat Noor memastikan setiap langkah daerah tetap sinkron dengan arah kebijakan pusat, namun dengan karakter dan solusi lokal yang kuat.

Kini, “Mudyatomics Effect” bukan sekadar konsep di atas kertas. Ia hidup di dapur sekolah, di ladang petani, di pasar tradisional, dan di hati masyarakat yang kembali percaya bahwa pembangunan bisa berjalan di tengah badai efisiensi.

“Inilah semangat Benuo Taka yang mandiri, tangguh, dan terus berinovasi. Mudyatomics membuktikan bahwa keterbatasan bukan penghalang, melainkan pintu menuju kemandirian,” tutup Bupati Mudyat Noor. (CB/Rilis)

Penulis  : Subur Priono, S.I.Kom (Humas Setkab PPU)

Editor    : Nanabq

Dapatkan breaking news dan berita pilihan langsung di ponselmu!
Gabung sekarang di WhatsApp Channel resmi Cahayaborneo.com:
https://whatsapp.com/channel/0029VaeJ8yD6GcGMHjr5Fk0D
Pastikan WhatsApp sudah terinstal, ya!

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Baca Lainnya

Disdikpora PPU Segera Ubah Status TK PGRI Petung Menjadi Sekolah Negeri

26 Oktober 2025 - 18:29 WITA

Satgas Pangan Polri Sidak Pasar Induk Penajam, Pastikan Harga Beras Stabil dan Pasokan Aman

26 Oktober 2025 - 10:44 WITA

Bupati Mudyat Noor Dorong Sinergi Daerah Tekan Inflasi di Kalimantan Timur Selatan

26 Oktober 2025 - 10:37 WITA

Dorong Generasi Muda Cintai Literasi, Hetifah Sjaifudian Hadiri Diseminasi Literasi Kebahasaan dan Kesastraan di PPU

25 Oktober 2025 - 15:07 WITA

Diskominfo PPU Luncurkan Aplikasi SIMPERJADIN untuk Tingkatkan Efisiensi dan Transparansi Perjalanan Dinas

24 Oktober 2025 - 16:52 WITA

Trending di PENAJAM PASER UTARA