NASIONAL – Presiden Prabowo Subianto menerima laporan dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia di Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin (3/11/2025). Dalam pertemuan tersebut, Bahlil menyampaikan sejumlah capaian strategis sektor energi nasional, mulai dari pelaksanaan program listrik desa, perkembangan produksi minyak nasional, hingga langkah menuju kedaulatan energi.
Bahlil menjelaskan bahwa dirinya baru saja menyelesaikan rangkaian kunjungan kerja ke beberapa daerah, seperti Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, dan sejumlah wilayah lainnya. Salah satu fokus utama dari kunjungan tersebut adalah mempercepat pembangunan jaringan listrik desa.
“Tadi saya melapor kepada Bapak Presiden, dipanggil. Saya memberikan laporan karena beberapa hari saya melakukan kunjungan kerja di daerah, di Sulawesi, di Sultra, di Sulut, kemudian beberapa daerah lain, khususnya berbicara tentang realisasi daripada listrik desa,” ujar Bahlil kepada awak media di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta.
Menurut Bahlil, program listrik desa merupakan salah satu prioritas Presiden Prabowo. Pemerintah menargetkan seluruh wilayah Indonesia telah teraliri listrik paling lambat pada tahun 2030.
“Sesuai arahan Bapak Presiden, untuk listrik desa 2029–2030 dari 5.700 desa dan 4.400 dusun, itu harus selesai semua,” tegasnya.
Selain membahas proyek listrik desa, Bahlil juga melaporkan capaian positif pada sektor migas. Hingga November 2025, produksi minyak harian nasional telah melampaui target APBN, yaitu mencapai sekitar 605.000 barel per hari.
Ia juga menyampaikan bahwa pendapatan negara bukan pajak (PNBP) di sektor energi menunjukkan tren positif. Dari target sebesar Rp260 triliun pada 2025, realisasi PNBP telah mencapai sekitar 74–75 persen.
Lebih lanjut, Bahlil menegaskan optimisme pemerintah untuk mencapai kedaulatan energi nasional. Ia menyebut bahwa pada 2026 Indonesia ditargetkan tidak lagi mengimpor solar, seiring dengan beroperasinya proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Balikpapan.
“RDMP kilang kita yang di Balikpapan insyaallah 10 November ini akan kita resmikan. Kalau kita dorong B50 lagi untuk ke depan, berpotensi untuk supply kita bisa terjadi lebih terhadap solar, dan bisa kita ekspor,” ungkapnya.
Bahlil menambahkan bahwa seluruh kebijakan dan program tersebut merupakan tindak lanjut langsung dari instruksi Presiden.
“Ini kan semuanya perintah Bapak Presiden, yang perintahnya kita harus selesaikan dengan baik,” pungkasnya. (CB/Rilis)
Sumber : BPMI Setpres
Editor : Nanabq
Dapatkan breaking news dan berita pilihan langsung di ponselmu!
Gabung sekarang di WhatsApp Channel resmi Cahayaborneo.com:
https://whatsapp.com/channel/0029VaeJ8yD6GcGMHjr5Fk0D
Pastikan WhatsApp sudah terinstal, ya!







