Disdikpora PPU Dorong Pengawasan Guru untuk Cegah Bullying di Sekolah

Foto: Disdikpora PPU, Andi Singkerru, (DOK. CahayaBorneo.com)

PENAJAM – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) meminta seluruh guru di wilayah Benuo Taka untuk lebih aktif memantau siswa guna mencegah terjadinya bullying atau perundungan di sekolah.

Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Disdikpora PPU, Andi Singkerru, yang menegaskan pentingnya peran guru dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi para siswa.

Menurut Andi, pihaknya telah berkoordinasi dengan seluruh sekolah di Kabupaten PPU, meminta agar setiap guru melakukan pengawasan yang ketat terhadap perilaku siswa, serta melaporkan setiap bulan terkait pemantauan bullying.

Langkah ini diambil sebagai respon atas beberapa insiden bullying yang sempat terjadi.

“Kami sudah memanggil dua kepala sekolah yang berada di Babulu dan Tanjung terkait keluhan bullying. Kami minta mereka untuk lebih memperhatikan siswanya agar kejadian serupa tidak terulang,” ungkap Andi Singkerru saat ditemui di Kantor Bupati PPU, Senin (23/9/2024).

Dengan adanya pengawasan ketat dari para guru, Andi berharap PPU dapat segera keluar dari zona merah kasus bullying dan beralih menuju zona hijau, di mana sekolah-sekolah di wilayah tersebut bisa terbebas dari tindakan perundungan.

Untuk memperkuat upaya pencegahan ini, setiap sekolah yang menerapkan program Sekolah Laboratorium Pancasila (SLP) diwajibkan memiliki Satuan Tugas (Satgas) khusus yang bertugas memantau dan menindaklanjuti laporan bullying.

Satgas ini juga berperan penting dalam memberikan teguran kepada siswa yang terlibat dalam tindakan bullying.

Baca Juga :  Ketua TP PKK PPU Ajak Masyarakat Manfaatkan Pekarangan Rumah

“Tujuan dari pembentukan Satgas ini adalah agar siswa bisa menegur teman-temannya sendiri ketika melihat tindakan bullying. Dengan begitu, mereka bisa ikut menjaga lingkungan sekolah yang kondusif,” tambahnya.

Hingga saat ini, terdapat 28 sekolah di Benuo Taka yang sudah memiliki program SLP, terdiri dari 14 Sekolah Dasar (SD) dan 14 Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Andi berharap, jumlah sekolah yang menerapkan program ini akan terus bertambah di masa mendatang, sehingga semakin banyak Satgas yang bisa berperan dalam pencegahan bullying di sekolah-sekolah.

“Mudah-mudahan ke depan jumlah Sekolah Laboratorium Pancasila dan Satgas-nya akan terus bertambah,” pungkasnya. )ADV/CB/DADM)

Tim Redaksi CahayaBorneo.com

Post ADS 1
Post ADS 1