Menu

Mode Gelap
Basuki Hadimuljono dan Jess Dutton Bahas Kolaborasi Infrastruktur Berkelanjutan untuk Ibu Kota Nusantara PUPR PPU Terkendala Pembangunan Infrastruktur di Wilayah Dekat IKN Jaga Kelestarian Lingkungan Lewat Penanaman Pohon di KIPP IKN Delegasi Sabah Kunjungi Ibu Kota Nusantara, Eksplorasi Potensi Investasi dan Kerja Sama Otorita IKN Terima Kunjungan Delegasi Pengusaha Rusia, Bahas Peluang Kerja Sama Pembangunan IKN PPU Hadapi Tantangan Ketenagakerjaan, Dorong Peningkatan Kapasitas

Advertorial DPRD Kaltim

Marak Kasus Perundungan, DPRD Kaltim Desak Sekolah Perkuat Zona Aman

badge-check


					Foto: Wakil Ketua DPRD Kalimantan Timur, Ananda Emira Moeis (Dok. CahayaBorneo/AQL) Perbesar

Foto: Wakil Ketua DPRD Kalimantan Timur, Ananda Emira Moeis (Dok. CahayaBorneo/AQL)

SAMARINDA – Wakil Ketua DPRD Kalimantan Timur, Ananda Emira Moeis, angkat suara soal maraknya kasus perundungan atau bullying yang melibatkan peserta didik di berbagai jenjang pendidikan. Ia menyebut fenomena tersebut sebagai darurat sosial yang perlu mendapat penanganan menyeluruh dari berbagai pihak.

“Kasus perundungan di sekolah saat ini bukan lagi dianggap sebagai kenakalan biasa. Ini adalah masalah serius yang bisa meninggalkan luka psikologis mendalam dan berdampak panjang bagi perkembangan anak,” kata Ananda di Samarinda.

Politikus PDI Perjuangan itu menilai bahwa upaya pencegahan dan penanganan bullying tak bisa dibebankan hanya pada sekolah atau pemerintah semata. Keluarga dan masyarakat, menurut dia, memiliki peran yang tak kalah penting.

Ia menegaskan perlunya edukasi menyeluruh yang tidak hanya menyasar siswa, tetapi juga orang tua, guru, hingga lingkungan sosial. “Edukasi kepada pelaku juga penting. Mereka harus disadarkan bahwa tindakan mereka bisa menghancurkan masa depan korban. Luka psikis akibat bullying bisa menetap seumur hidup,” ujarnya.

Ananda juga menyoroti pentingnya pemahaman terhadap akar masalah. Ia menilai banyak pelaku melakukan intimidasi karena minimnya empati dan paparan terhadap lingkungan yang permisif terhadap kekerasan.

“Keluarga adalah tempat pertama anak belajar. Kalau di rumah sudah ditanamkan empati dan sikap saling menghargai, potensi anak menjadi pelaku kekerasan akan jauh berkurang,” katanya.

Ia mendorong agar sekolah memperkuat pendidikan karakter sekaligus menghadirkan layanan konseling yang benar-benar aktif dan terjangkau. Menurutnya, setiap sekolah harus menjadi zona aman bagi semua siswa.

“Pendidikan karakter harus terus digalakkan, dan layanan konseling harus tersedia bagi siswa yang membutuhkan, baik korban maupun pelaku. Sekolah tak boleh membiarkan kasus ini dianggap angin lalu,” pungkasnya. (ADV/CB/QLA)

 

Penulis : QLA

Editor   : Nanabq

Dapatkan breaking news dan berita pilihan langsung di ponselmu!
Gabung sekarang di WhatsApp Channel resmi Cahayaborneo.com:
https://whatsapp.com/channel/0029VaeJ8yD6GcGMHjr5Fk0D
Pastikan WhatsApp sudah terinstal, ya!

 

 

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Baca Lainnya

Samarinda dan Kukar Bersaing Ketat di Puncak Klasemen Sementara POPDA XVII Kaltim 2025

19 November 2025 - 11:58 WITA

PHI Gelar BASO IGA, Perkuat Kolaborasi dengan Media di Tengah Tantangan Migas

19 November 2025 - 11:24 WITA

Ajak Masyarakat Jadi Suporter, Disdikpora PPU: Mari Semangati Atlet Kita

14 November 2025 - 16:34 WITA

Brigif TP 85/BTC Terima Kunjungan Kerja Pangdam VI/Mlw, Bahas Penguatan Ketahanan Wilayah dan Pembinaan Satuan

12 November 2025 - 13:22 WITA

Pangdam VI/Mlw Hadiri Penanaman Perdana Padi Gogo oleh Brigif TP 85/BTC di Kutai Barat

12 November 2025 - 13:15 WITA

Trending di KALTIM