SAMARINDA — Gelaran Bazaar UMKM dalam rangkaian East Borneo International Folklore Festival (EBIFF) 2025, yang diadakan pada Minggu (27/7/2025) di Gelora Kadrie Oening, menyuguhkan berbagai hal menarik. Di antara sekian banyak tenant yang menawarkan produk-produk lokal Kalimantan Timur, ada satu tenant yang mencuri perhatian. Sebuah meja dengan jejeran jam tangan eksklusif, lanyard elegan, dan kacamata berbingkai kayu dipajang rapi. Tenant itu bertuliskan “Menggeris” dengan tagline “Supreme Wood, Timeless Style.”
Di balik brand ini, terdapat Iendy Zelviean Adhari, seorang eksportir industri kreatif lokal yang sibuk melayani pengunjung, mulai dari warga lokal hingga delegasi asing yang turut serta dalam EBIFF. Saat ditemui tim Diskominfo Kaltim, Iendy menjelaskan, “Kami ingin memperkenalkan kayu khas Kalimantan dalam wujud yang lebih modern, eksklusif, dan sustainable.”
Produk-produk Menggeris memang tak biasa. Bahan bakunya menggunakan tiga jenis kayu khas Kalimantan, yakni Kayu Ulin (Eusideroxylon zwageri), Kayu Hitam Kalimantan (Diospyros borneensis), dan Kayu Menggeris (Koompassia excelsa). Semua kayu ini merupakan kayu keras yang langka dan terkenal tahan lama. Iendy dan dua rekannya tidak hanya menjadikan kayu-kayu tersebut sebagai aksesori bernilai estetis tinggi, tetapi juga memiliki potensi investasi.
“Jam tangan best seller kami menggunakan kombinasi kayu keras dengan mesin automatic dari salah satu brand terkenal. Tidak menggunakan baterai, dan ini sudah kami patenkan. Ini satu-satunya di dunia,” jelas Iendy, yang juga merupakan dosen manajemen di salah satu perguruan tinggi di Samarinda.
Setiap anggota tim Menggeris memiliki peran dan kepakaran yang berbeda dalam manajemen, desain produk, dan pengembangan pasar. Produk-produknya pun beragam, mulai dari jam tangan, kacamata, soft case, strap jam tangan digital dan analog, card holder, hingga lanyard yang eksklusif. Semua produk tersebut dibuat secara handmade di home industry mereka yang terletak di Bumi Sempaja, Samarinda.
Rantai produksi Menggeris melibatkan tiga pasokan utama: mesin jam tangan dari Jepang dan Hong Kong, material pendukung seperti kulit dan kaca dari pemasok dalam negeri, serta kayu tersertifikasi dari Kalimantan Timur. Semua bahan baku yang digunakan sudah terstandarisasi dan memiliki legalitas yang terjamin.
Meski baru berjalan satu tahun, Menggeris telah menembus pasar ekspor dengan pembeli dari Amerika Serikat dan Prancis. Jam tangan kayu keras automatic dan timeless menjadi produk unggulan mereka, dengan harga yang bervariasi mulai dari Rp700 ribu hingga Rp6 juta. Semua produk Menggeris bergaransi selama 6 bulan, dengan kelangkaan bahan baku dan nilai koleksi yang tinggi sebagai daya tarik tersendiri.
“Bahan baku yang langka membuat nilai produk kami semakin tinggi, dan bisa menjadi aset. Kayu keras Kalimantan bisa bertahan puluhan tahun dan bebas dari hama serta jamur,” tambah Iendy.
Iendy juga mengungkapkan bahwa Menggeris ingin menjadi bukti bahwa produk lokal dapat memiliki kelas global. Bagi Iendy, partisipasi mereka dalam EBIFF 2025 bukan sekadar untuk berjualan produk, tetapi juga untuk memperkenalkan warisan alam Kalimantan dalam bentuk baru kepada dunia.
Alita, salah satu pengunjung bazaar, mengaku sangat terkesan dengan produk Menggeris. “Ini otentik banget! Mewakili Kalimantan Timur dan sangat potensial jadi oleh-oleh khas yang punya daya saing tinggi,” tuturnya.
Partisipasi Menggeris di EBIFF 2025 menjadi salah satu wujud keberhasilan festival ini dalam memberikan ruang bagi UMKM lokal untuk tampil. Tidak hanya sekadar menjual produk, tetapi juga menjalin koneksi lintas budaya dan membuka jalan menuju pasar internasional. (*)
Sumber : Dinas Pariwisata Kaltim
Editor : Nanabq
Dapatkan breaking news dan berita pilihan langsung di ponselmu!
Gabung sekarang di WhatsApp Channel resmi Cahayaborneo.com:
https://whatsapp.com/channel/0029VaeJ8yD6GcGMHjr5Fk0D
Pastikan WhatsApp sudah terinstal, ya!