SAMARINDA – Waktu mengalir deras lewat layar ponsel. Notifikasi bersahutan, algoritma terus menggiring perhatian. Dalam kenyamanan rebahan dan guliran TikTok, generasi muda Kalimantan Timur—dan Indonesia pada umumnya—perlahan terjebak dalam ruang yang sempit: dunia digital yang pasif.
Anggota DPRD Kalimantan Timur, Damayanti, melontarkan kritik tajam terhadap fenomena tersebut. Ia menyebut generasi muda saat ini tengah menghadapi krisis orientasi akibat ketergantungan pada gawai.
“Berjam-jam menatap TikTok sambil rebahan di kamar sempit, lalu berharap sukses datang mengetuk pintu? Dunia nyata tak seindah algoritma,” ujar Damayanti, Jumat, 14 Juni 2025.
Menurut politisi perempuan itu, kemajuan teknologi digital memang tak terhindarkan. Namun, ia mengingatkan bahwa teknologi semestinya menjadi alat untuk berkembang, bukan jebakan yang mengikis daya pikir dan semangat berkarya.
“Kita butuh anak muda yang mampu membaca zaman, bukan hanya menggulirkan layar. Yang bisa berpikir kritis, bukan sekadar ikut tren,” ujarnya.
Damayanti menyebutkan, generasi muda saat ini memiliki akses luas terhadap informasi, tapi justru minim refleksi dan aksi. Ia mengajak anak muda untuk tidak larut menjadi konsumen pasif konten, tetapi mulai bergerak menciptakan perubahan.
“Pertanyaannya sederhana: kalian sedang membentuk masa depan, atau hanya jadi penonton dalam hidup kalian sendiri?” ucapnya.
Ia pun menyodorkan tantangan agar generasi muda mulai aktif membaca, berdiskusi, dan menciptakan solusi atas persoalan di sekitarnya. Menurutnya, karakter pemimpin tak dibangun dalam semalam, apalagi hanya lewat konten hiburan di media sosial.
“Mau jadi pemimpin? Mulai dari sekarang. Sepuluh tahun lagi, merekalah yang akan memimpin daerah ini. Pola hidup pasif hari ini akan jadi beban besar di masa depan,” katanya.
Di tengah derasnya arus digitalisasi, Damayanti berharap ada pergeseran cara pandang. Bukan anti-teknologi, melainkan bagaimana generasi muda mampu menaklukkan teknologi, bukan dikendalikan olehnya.
“Teknologi itu peluang, tapi kalau tak punya arah, ia akan menghapus potensi. Anak muda harus bangkit, berpikir, dan bergerak,” pungkasnya. (CB/QLA)
Penulis : QLA
Editor : Nanabq
Dapatkan breaking news dan berita pilihan langsung di ponselmu!
Gabung sekarang di WhatsApp Channel resmi Cahayaborneo.com:
https://whatsapp.com/channel/0029VaeJ8yD6GcGMHjr5Fk0D
Pastikan WhatsApp sudah terinstal, ya!