Menu

Mode Gelap
Basuki Hadimuljono dan Jess Dutton Bahas Kolaborasi Infrastruktur Berkelanjutan untuk Ibu Kota Nusantara PUPR PPU Terkendala Pembangunan Infrastruktur di Wilayah Dekat IKN Jaga Kelestarian Lingkungan Lewat Penanaman Pohon di KIPP IKN Delegasi Sabah Kunjungi Ibu Kota Nusantara, Eksplorasi Potensi Investasi dan Kerja Sama Otorita IKN Terima Kunjungan Delegasi Pengusaha Rusia, Bahas Peluang Kerja Sama Pembangunan IKN PPU Hadapi Tantangan Ketenagakerjaan, Dorong Peningkatan Kapasitas

Advertorial DPRD Kaltim

Ketimpangan Akses Sekolah Negeri di Kukar, DPRD Kaltim Minta Pembangunan Berbasis Spasial

badge-check


					Foto: Legislator DPRD Kaltim, Sarkowi V Zahry. (CahayaBorneo/QLA) Perbesar

Foto: Legislator DPRD Kaltim, Sarkowi V Zahry. (CahayaBorneo/QLA)

SAMARINDA – Pembangunan sekolah dasar negeri di Kutai Kartanegara dinilai belum menjawab kebutuhan riil masyarakat pelosok. Legislator DPRD Kaltim, Sarkowi V Zahry, mendesak pemerintah daerah menyusun kebijakan berbasis spasial, alih-alih hanya mengikuti pertumbuhan penduduk.

Menurut Sarkowi, akses terhadap pendidikan dasar di Kukar masih timpang, terutama bagi keluarga kurang mampu yang tinggal jauh dari pusat kecamatan. Setiap tahun, banyak siswa tak tertampung di sekolah negeri karena keterbatasan daya tampung.

“Ini bukan soal kurangnya sekolah semata, tapi soal keadilan akses. Ada anak-anak yang harus menunggu setahun karena sekolah terlalu jauh atau tidak diterima di negeri,” kata Sarkowi.

Politikus Golkar ini menyebut, persebaran desa di Kukar yang luas dan terpencar menuntut pendekatan pembangunan sekolah yang tidak seragam. Ia menyoroti perlunya pemetaan wilayah untuk mengetahui lokasi-lokasi prioritas pembangunan infrastruktur pendidikan.

“Kalau pembangunan sekolah hanya melihat jumlah penduduk, kita akan terus tertinggal di wilayah-wilayah terisolasi. Harus ada peta spasial kebutuhan pendidikan,” ujarnya.

Sarkowi mencontohkan rencana pembangunan sekolah dasar di kawasan Loa Tebu sebagai pendekatan yang ideal karena bisa mengakses sejumlah desa sekitar. Namun, ia mengakui bahwa persoalan klasik, seperti pembebasan lahan, kerap menghambat.

“Masalah lahan ini harus menjadi tanggung jawab bersama. Provinsi, kabupaten, dan masyarakat harus duduk bersama. Kalau perlu, ada gerakan hibah lahan untuk pendidikan,” tambahnya.

Ia pun mengingatkan, mandeknya pembangunan sekolah tidak hanya berdampak fisik, tetapi juga menyebabkan efek sosial serius. Banyak anak dari keluarga prasejahtera tidak bisa bersekolah di swasta karena keterbatasan biaya.

“Pendidikan itu hak dasar. Jangan sampai anak-anak dari pedalaman kehilangan masa depannya hanya karena jarak dan tanah,” tegas legislator dari daerah pemilihan Kukar ini.

Untuk itu, Sarkowi mendesak pemerintah daerah segera menyusun peta kebutuhan pendidikan berbasis wilayah terpadu, demi memastikan bahwa tidak ada anak yang tertinggal dari hak pendidikannya. (ADV/CB/QLA)

Penulis : QLA

Editor : Nanabq

Dapatkan breaking news dan berita pilihan langsung di ponselmu!
Gabung sekarang di WhatsApp Channel resmi Cahayaborneo.com:
https://whatsapp.com/channel/0029VaeJ8yD6GcGMHjr5Fk0D
Pastikan WhatsApp sudah terinstal, ya!

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Baca Lainnya

H Baba Dorong Generasi Muda Kaltim Seimbangkan Karier Digital dan Pendidikan

20 Agustus 2025 - 00:31 WITA

DPRD Kaltim Minta BPJS dan Pemda Benahi Layanan JKN, Akibat Cakupan UHC Menurun

15 Agustus 2025 - 21:34 WITA

Agusriansyah Ridwan Dorong Generasi Muda Kaltim Meneladani Nilai Luhur Pemuda Pendahulu

15 Agustus 2025 - 00:18 WITA

Wakil Ketua DPRD Kaltim Tegaskan Pentingnya Kolaborasi Tangani Narkoba demi Pembangunan SDM

14 Agustus 2025 - 16:19 WITA

Damayanti: Jangan Biarkan Anak Muda Terkubur dalam Gawai

13 Agustus 2025 - 16:52 WITA

Trending di Advertorial DPRD Kaltim