SAMARINDA – Aroma tanah basah dan semilir angin pedesaan menyambut ratusan pelari dari berbagai penjuru Kalimantan Timur, Minggu pagi itu. Mereka berkumpul di Desa Loa Raya, Kukar, bukan sekadar berlari, melainkan menaklukkan lintasan alam sejauh 6 kilometer dalam ajang Pelandok Mixed Trail 2025.
Lebih dari sekadar kompetisi lari lintas alam, event ini menjadi penanda kebangkitan semangat olahraga mandiri yang sempat vakum setahun. Digelar tanpa sokongan anggaran pemerintah, Pelandok Mixed Trail berjalan berkat gotong royong komunitas dan warga setempat.
“Ini bukan hanya soal lari, tapi tentang keberanian untuk terus bergerak meski tanpa dukungan anggaran. Semangat ini yang harus diapresiasi,” ujar Firnadi Ikhsan, anggota DPRD Kalimantan Timur yang hadir dan membuka langsung kegiatan.
Firnadi menyebut, event ini merupakan lanjutan dari Kukar Trail Run Series yang sempat menjadi primadona pada 2022 dan 2023. Namun, setelah absen di 2024, tahun ini ajang tersebut kembali hadir dengan wajah baru dan cakupan lebih inklusif.
Sebanyak 245 pelari ambil bagian, terbagi dalam dua kategori: umum dan pelajar. Tidak sedikit dari mereka datang dari luar Kukar, bahkan menginap di sekitar Tenggarong untuk menjajal keindahan lintasan alam khas Loa Raya. Dari sawah, perbukitan, hingga jalur semak, semuanya menantang sekaligus menyegarkan.
“Banyak pelari muda yang potensial. Ini bisa jadi panggung awal untuk mereka sebelum masuk Kejurda atau PON,” kata Firnadi.
Kehadiran Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim dalam ajang ini pun dinilai sebagai angin segar. Firnadi berharap tahun depan kegiatan ini bisa masuk dalam skema pembinaan resmi, baik lewat provinsi maupun kabupaten.
Skala lebih besar, katanya, akan membuka dampak ekonomi dan sosial yang lebih luas. Terbukti, event ini telah memberi efek domino bagi pelaku UMKM dan penginapan lokal.
“Sport tourism seperti ini bisa jadi motor baru ekonomi daerah. Kukar punya lanskap yang luar biasa, tinggal bagaimana mengelola dan mengangkatnya dengan konsep yang tepat,” pungkasnya.
Dengan semangat kolektif yang terus dijaga, Pelandok Mixed Trail tak hanya membuktikan bahwa olahraga bisa tumbuh tanpa bergantung sepenuhnya pada APBD, tetapi juga menunjukkan bahwa jalur tanah dan semak bisa menyambung asa atlet muda dan denyut ekonomi lokal. (ADV/CB/QLA)
Penulis : QLA
Editor : Nanabq
Dapatkan breaking news dan berita pilihan langsung di ponselmu!
Gabung sekarang di WhatsApp Channel resmi Cahayaborneo.com:
https://whatsapp.com/channel/0029VaeJ8yD6GcGMHjr5Fk0D
Pastikan WhatsApp sudah terinstal, ya!







