PENAJAM – Potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali mengancam, mendorong Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) untuk siaga penuh. Fokus utama pengawasan berada di wilayah hutan gambut Desa Giripurwa, yang dinilai sebagai area paling rawan.
Menurut Kepala Bidang BPBD PPU, Muhammad Sukadi Kuncoro, wilayah tersebut menjadi prioritas karena riwayatnya yang kelam.
“Beberapa tahun lalu, kebakaran hutan di sini berlangsung berbulan-bulan karena kondisi gambutnya yang sangat rentan,” ungkap Sukadi, Senin (4/8/2025).
BPBD PPU tak tinggal diam. Berbagai langkah antisipasi telah diambil, mulai dari monitoring rutin hingga pengecekan infrastruktur pendukung, termasuk jembatan untuk mobilisasi tim darurat. Ini dilakukan agar respons penanganan bisa cepat dan efektif jika sewaktu-waktu api mulai berkobar.
Tak hanya itu, BPBD juga mengeluarkan peringatan keras kepada masyarakat. Warga diimbau untuk tidak sembarangan membakar sampah, terutama di dekat rumah.
“Kami minta masyarakat menjaga api dengan serius. Jangan sampai merambat dan memicu kebakaran besar,” tegasnya.
Sosialisasi pun terus digencarkan untuk mencegah pembukaan lahan dengan cara membakar hutan, demi melindungi ekosistem gambut yang sangat rentan. Oleh karena itu, BPBD PPU dapat bekerja sama dengan semua pihak agar bencana karhutla tidak akan terulang lagi.
“Harapan kami, masyarakat lebih peduli dan ikut serta menjaga lingkungan,” pungkasnya (ADV/CB/AJI)
Reporter : Aji Yudha
Editor : Nanabq
Dapatkan breaking news dan berita pilihan langsung di ponselmu!
Gabung sekarang di WhatsApp Channel resmi Cahayaborneo.com:
https://whatsapp.com/channel/0029VaeJ8yD6GcGMHjr5Fk0D
Pastikan WhatsApp sudah terinstal, ya!







