NASIONAL – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mempublikasikan kajian mengenai penguatan implementasi pariwisata hijau di Indonesia, yang dirilis dalam bentuk publikasi ilmiah Tourism Snapshot Vol. 1 No. 2 Tahun 2025.
Asisten Deputi Manajemen Strategis Kemenpar, I Gusti Ayu Dewi Hendriyani, dalam keterangannya di Jakarta, Senin (6/10/2025), mengatakan bahwa pada edisi kali ini Tourism Snapshot mengangkat tema “Green Jobs, Green Skills, and Green Quality: Mendorong Transisi Hijau Sektor Pariwisata.”
Edisi terbaru publikasi tersebut berfokus pada tiga pilar utama, yakni Green Jobs, Green Skills, dan Green Quality.
“Green jobs mengkaji mengenai peluang dan proyeksi tenaga kerja pariwisata yang ramah lingkungan. Lalu, Green Skills membahas kesiapan kurikulum, pelatihan, dan kompetensi sumber daya manusia untuk mendukung ekonomi hijau. Sementara Green Quality membahas jaminan mutu dan sertifikasi SDM pariwisata sesuai standar keberlanjutan,” kata Dewi.
Dewi menjelaskan bahwa transisi pariwisata hijau (green tourism) di Indonesia merupakan hal penting mengingat tren pasar global yang semakin sadar lingkungan serta perubahan perilaku wisatawan.
“Adaptasi ini diperlukan agar pariwisata Indonesia tetap berdaya saing sekaligus berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan. Komitmen tersebut sejalan dengan visi mitra pembangunan internasional yang memandang transisi hijau sebagai suatu keniscayaan,” ujarnya.
Menurut Dewi, International Labour Organization (ILO) menegaskan bahwa transisi ini akan menciptakan pekerjaan hijau (green jobs) yang bermanfaat bagi masyarakat, lingkungan, dan ekonomi. Karena itu, diperlukan keselarasan antara pemerintah dan mitra pembangunan.
“Kunci keberhasilan transisi ini terletak pada penyiapan sumber daya manusia yang kompeten dengan jaminan kualitas terstandar. Guna menjawab kebutuhan industri pariwisata masa depan,” katanya.
Untuk mencapai terciptanya green jobs yang mendukung pengembangan pariwisata hijau di Indonesia, Dewi menuturkan bahwa pihak industri dan lembaga pendidikan pariwisata secara bertahap perlu mengadopsi praktik keberlanjutan dan menciptakan kebutuhan akan keterampilan ramah lingkungan (green skills).
Menurutnya, penyerapan tenaga kerja dalam konteks transisi menuju pariwisata hijau menjanjikan potensi ekonomi yang positif terhadap kesejahteraan tenaga kerja.
Tidak hanya green jobs dan green skills, jaminan kualitas kompetensi yang tersertifikasi juga penting dalam pengembangan pariwisata hijau. Dewi mengungkapkan bahwa pada tahun 2022–2023, Kemenpar telah menyusun 34 standar kompetensi.
Beberapa di antaranya adalah Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), dan skema okupasi yang secara implisit telah memuat sebagian aspek-aspek dari pariwisata berkelanjutan.
“Pemerintah juga segera melakukan harmonisasi standar pariwisata di kawasan ASEAN dan global yang sudah ada. Ini termasuk memperbarui kurikulum, khususnya untuk pariwisata berbasis masyarakat atau community-based tourism alias CBT, dan mengembangkan sertifikasi untuk level manajerial strategis,” tutur Dewi. (CB/Rilis)
Sumber : Kemenpar RI
Editor : Nanabq
Dapatkan breaking news dan berita pilihan langsung di ponselmu!
Gabung sekarang di WhatsApp Channel resmi Cahayaborneo.com:
https://whatsapp.com/channel/0029VaeJ8yD6GcGMHjr5Fk0D
Pastikan WhatsApp sudah terinstal, ya!