PENAJAM – Festival Belian Adat Paser, Nondoi 2025, di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) hadir dengan terobosan baru yang menarik perhatian. Berbeda dari penyelenggaraan tahun-tahun sebelumnya yang fokus pada seni dan budaya, edisi kali ini dimeriahkan dengan kompetisi permainan tradisional bertema “Back to 80’s”, hasil kolaborasi antara Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) serta Komite Ekonomi Kreatif (Ekraf).
Pelaksanaan kegiatan yang berlangsung di halaman Rumah Adat Kuta Rekan Tatau, PPU, ini mencatat antusiasme yang sangat tinggi. Ratusan peserta berpartisipasi, mulai dari pelajar tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP), hingga perwakilan dari jajaran SKPD serta BUMN/BUMD. Perlombaan dihelat selama tiga hari, mulai tanggal 5 hingga 7 November 2025, dengan total hadiah mencapai puluhan juta rupiah.
Bupati PPU Mudyat Noor menjelaskan bahwa terdapat lima jenis permainan tradisional yang dipertandingkan. Semuanya dipilih untuk membangkitkan nostalgia sekaligus memperkenalkan warisan budaya kepada generasi muda. Permainan tersebut meliputi Gobak Sodor, Lari Balok, Kasti, Cinaboy, dan Tarik Upih Pinang. Penyelenggaraan lomba ini menjadi upaya konkret melestarikan budaya lokal sekaligus menjadi sarana edukasi yang interaktif.
“Festival Nondoi 2025 juga memberikan ruang bagi peningkatan perekonomian lokal. Acara ini diramaikan oleh para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) PPU yang menjajakan beragam produk. Mulai dari aneka makanan tradisional hingga karya seni dan kerajinan tangan, seperti perlengkapan rumah tangga, perhiasan, aksesori, hingga pakaian adat, semua tersedia bagi pengunjung,” ujarnya pada Jumat (7/11/2025).
Langkah ini sekaligus memperkuat bukti komitmen pemerintah daerah untuk menjadikan Rumah Adat Kuta Rekan Tatau sebagai sentra pelestarian budaya yang terintegrasi dengan pengembangan potensi bisnis. Hal ini selaras dengan visi Bupati PPU Mudyat Noor, yang menginginkan rumah adat tidak hanya berfungsi sebagai situs budaya semata.
“Saya maunya rumah adat kita ini tidak hanya menjadi tempat pelestarian budaya Paser saja, tetapi juga menjadi ladang bisnis bagi masyarakat PPU, bahkan hingga ke tingkat dunia,” tegasnya. (CB/AJI)
Reporter : Aji Yudha
Editor : Nanabq
Dapatkan breaking news dan berita pilihan langsung di ponselmu!
Gabung sekarang di WhatsApp Channel resmi Cahayaborneo.com:
https://whatsapp.com/channel/0029VaeJ8yD6GcGMHjr5Fk0D
Pastikan WhatsApp sudah terinstal, ya!







